YANGOON. TUnggakan utang Myanmar ke Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB) sudah bersih. Tak hanya itu, Paris Club yaitu kumpulan negara-negara maju pemberi utang, sudah menghapus sebagian utang Myanmar. Dengan terhapusnya utang-utang itu, maka utang baru pun dapat segera mengalir lagi ke Myanmar.Sejak mengambil alih kekuasaan di tahun 2011, Presiden Thein Sein telah membebaskan tahanan politik, melonggarkan brangus media, dan mulai mereformasi ekonomi. Reformasi ekonomi diawali dengan membuat UU investasi dan sistem nilai tukar yang lebih digerakkan oleh pasar.Sebagai balasannya, negara-negara Barat melonggarkan sanksi yang diberikan semasa rejim militer Myanmar masih berkuasa.Setelah Myanmar 'membuka' diri ke arah demokrasi, bejibun lembaga keuangan dunia mulai menawarkan bantuan teknis dan utang baru. Namun, tawaran ini tak bisa mengalir mulus lantaran dibatasi oleh kendala tunggakan utang pemerintah lama. Sebab, menurut aturan para donor, utang baru tak bisa diberikan jika tunggakan utang lama masih menumpuk.Namun, pada Senin ini, ADB berkata bahwa tunggakan utang Myanmar kepadanya sudah bersih dengan bantuan Jepang. Alhasil, ADB pun dapat melenggang kembali ke Myanmar. ADB menawarkan pinjaman US$ 512 juta untuk proyek-proyek sosial dan ekonomi ke negara itu.Bank Dunia juga menyatakan bahwa Myanmar telah membayar utangnya. Lagi-lagi pembayaran ini dibantu Jepang. Dus, Bank Dunia hendak mengucurkan pinjaman baru senilai US$ 440 juta.Pemerintah Myanmar sendiri merilis pernyataan bahwa dalam pertemuan dengan Paris Club pada 25 Januari lalu, kedua pihak sepakat menghapus (write-off) separuh utang Myanmar dalam dua tahap. Lantas pembayaran sisa utang lainnya akan dijadwalkan ulang selama 15 tahun, dengan tujuh tahun masa tenggang.Di luar itu, Norwegia membatalkan tunggakan utang Myanmar terhadapnya sebesar US$ 534 juta. Sedangkan Jepang juga membatalkan US$ 3 miliar utang Myanmar."Kesepakatan-kesepakatan ini menghasilkan pembebasan utang senilai US$ 6 miliar atau 60% lebih total utang," ujar Pemerintah Myanmar.Menteri Keuangan Win Shein berkata bahwa penghapusan utang ini menandai sebuah era hubungan baru dengan Myanmar yang berkomitmen untuk bekerja sama dengan seluruh anggota Paris Club. Ia menjanjikan semua dana yang telah dibebaskan dari utang akan digunakan untuk proyek pembangunan dan pengentasan kemiskinan.Donor-donor pun berkonsolidasiADB mengatakan pembiayaan (bridge loan) disediakan bagi Myanmar oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) bulan ini. Dengan pinjaman JBIC itu, Myanmar bisa membayar utang ke ADB senilai US$ 500 juta.Jepang memang sudah aktif di negara yang dulu bernama Burma itu sejak negara itu membuka diri. Tentunya bukan hanya pemerintah Jepang yang aktif, tapi juga perusahaan-perusahaan Jepang.Sementara Bank Dunia dalam rilisnya dari Washington tanggal 27 Januari, mengatakan bahwa pinjaman baru yang akan dikucurkan ke Myanmar bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan valas Myanmar. Salah satunya adalah untuk membayar lagi pinjaman dari JBIC tadi. Sedangkan ADB sudah membuka kembali kantor di Yangon, ibukota komersial Myanmar, pada April 2012. ADB mengatakan, pembersihan tunggakan Myanmar membuat ADB bisa mengucurkan pinjaman pertamanya ke Myanmar dalam lebih dari 30 tahun ini.Pemerintahan Thein Sein memulai menyusun dari awal untuk mengembangkan ekonomi 'modern'. Mengenai hal ini, ADB berkata akan berfokus membangun stabilitas dan keberlanjutan di Myanmar. ADB akan terutama bakal mengembangkan keuangan publik dan sektor finansial.Menurut ADB, utang barunya itu akan digunakan untuk menyelesaikan tunggakan dan melanjutkan usaha pemerintah Myanmar untuk merombak anggaran negara dan memodernisasi pajak.
Myanmar buka diri, donor hapuskan US$ 6 M utangnya
YANGOON. TUnggakan utang Myanmar ke Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB) sudah bersih. Tak hanya itu, Paris Club yaitu kumpulan negara-negara maju pemberi utang, sudah menghapus sebagian utang Myanmar. Dengan terhapusnya utang-utang itu, maka utang baru pun dapat segera mengalir lagi ke Myanmar.Sejak mengambil alih kekuasaan di tahun 2011, Presiden Thein Sein telah membebaskan tahanan politik, melonggarkan brangus media, dan mulai mereformasi ekonomi. Reformasi ekonomi diawali dengan membuat UU investasi dan sistem nilai tukar yang lebih digerakkan oleh pasar.Sebagai balasannya, negara-negara Barat melonggarkan sanksi yang diberikan semasa rejim militer Myanmar masih berkuasa.Setelah Myanmar 'membuka' diri ke arah demokrasi, bejibun lembaga keuangan dunia mulai menawarkan bantuan teknis dan utang baru. Namun, tawaran ini tak bisa mengalir mulus lantaran dibatasi oleh kendala tunggakan utang pemerintah lama. Sebab, menurut aturan para donor, utang baru tak bisa diberikan jika tunggakan utang lama masih menumpuk.Namun, pada Senin ini, ADB berkata bahwa tunggakan utang Myanmar kepadanya sudah bersih dengan bantuan Jepang. Alhasil, ADB pun dapat melenggang kembali ke Myanmar. ADB menawarkan pinjaman US$ 512 juta untuk proyek-proyek sosial dan ekonomi ke negara itu.Bank Dunia juga menyatakan bahwa Myanmar telah membayar utangnya. Lagi-lagi pembayaran ini dibantu Jepang. Dus, Bank Dunia hendak mengucurkan pinjaman baru senilai US$ 440 juta.Pemerintah Myanmar sendiri merilis pernyataan bahwa dalam pertemuan dengan Paris Club pada 25 Januari lalu, kedua pihak sepakat menghapus (write-off) separuh utang Myanmar dalam dua tahap. Lantas pembayaran sisa utang lainnya akan dijadwalkan ulang selama 15 tahun, dengan tujuh tahun masa tenggang.Di luar itu, Norwegia membatalkan tunggakan utang Myanmar terhadapnya sebesar US$ 534 juta. Sedangkan Jepang juga membatalkan US$ 3 miliar utang Myanmar."Kesepakatan-kesepakatan ini menghasilkan pembebasan utang senilai US$ 6 miliar atau 60% lebih total utang," ujar Pemerintah Myanmar.Menteri Keuangan Win Shein berkata bahwa penghapusan utang ini menandai sebuah era hubungan baru dengan Myanmar yang berkomitmen untuk bekerja sama dengan seluruh anggota Paris Club. Ia menjanjikan semua dana yang telah dibebaskan dari utang akan digunakan untuk proyek pembangunan dan pengentasan kemiskinan.Donor-donor pun berkonsolidasiADB mengatakan pembiayaan (bridge loan) disediakan bagi Myanmar oleh Japan Bank for International Cooperation (JBIC) bulan ini. Dengan pinjaman JBIC itu, Myanmar bisa membayar utang ke ADB senilai US$ 500 juta.Jepang memang sudah aktif di negara yang dulu bernama Burma itu sejak negara itu membuka diri. Tentunya bukan hanya pemerintah Jepang yang aktif, tapi juga perusahaan-perusahaan Jepang.Sementara Bank Dunia dalam rilisnya dari Washington tanggal 27 Januari, mengatakan bahwa pinjaman baru yang akan dikucurkan ke Myanmar bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan valas Myanmar. Salah satunya adalah untuk membayar lagi pinjaman dari JBIC tadi. Sedangkan ADB sudah membuka kembali kantor di Yangon, ibukota komersial Myanmar, pada April 2012. ADB mengatakan, pembersihan tunggakan Myanmar membuat ADB bisa mengucurkan pinjaman pertamanya ke Myanmar dalam lebih dari 30 tahun ini.Pemerintahan Thein Sein memulai menyusun dari awal untuk mengembangkan ekonomi 'modern'. Mengenai hal ini, ADB berkata akan berfokus membangun stabilitas dan keberlanjutan di Myanmar. ADB akan terutama bakal mengembangkan keuangan publik dan sektor finansial.Menurut ADB, utang barunya itu akan digunakan untuk menyelesaikan tunggakan dan melanjutkan usaha pemerintah Myanmar untuk merombak anggaran negara dan memodernisasi pajak.