MYOH bidik pertumbuhan 90% lewat akuisisi tambang



JAKARTA. Emiten jasa pertambangan PT Samindo Resources Tbk (MYOH) berencana merambah bisnis batubara di sektor hulu dengan mengakuisisi tambang baru tahun ini. MYOH menargetkan, akuisisi tambang ini bisa meningkatkan pendapatan dan laba bersih hingga 90% tahun ini.

Direktur Pengembangan Bisnis Samindo, Priyo Pribadi Soemarno mengatakan, pihaknya sedang mengincar tambang batubara dengan kandungan 30 juta ton di Kalimantan Timur. "Tentu yang sudah siap berproduksi," ujar Priyo, Selasa (19/2).

Samindo sedang melakukan kajian geologis atas tambang tersebut. MYOH berharap, kajian tersebut bisa selesai pada Mei - Juni 2013 ini. Samindo Resources berniat langsung menggeber produksi 50.000 ton per bulan atau minimal 500.000 ton per tahun di tambang baru ini. Setelah penghitungan nilai kapitalisasinya diperoleh, Samindo segera menyiapkan dana untuk akuisisi.


MYOH akan menutup kebutuhan biaya akuisisi dari kas internal dan induk perusahaan lewat suntikan modal. Per September 2012, MYOH memiliki kas dan setara kas Rp 35,30 miliar, dengan total aset lancar Rp 350,56 miliar.

Menurut Priyo, saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan ekspansi di sektor tambang batubara. Pasalnya, harga batubara yang sedang turun menyebabkan banyak perusahan batubara ingin melepas aset.

Priyo mengatakan, MYOH sudah punya pembeli potensial batubara untuk pasar ekspor di Korea Selatan dan China. Ia menambahkan, China hanya sementara mengurangi permintaan batubara dan akan membeli lagi jika kondisi ekonomi global pulih.

Dengan rencana akuisisi tambang, anak usaha Samtan Co Ltd ini melengkapi portofolio pertambangan dengan masuk ke sektor hulu. "Akan lebih aman kalau punya tambang sendiri," tuturnya.

Dua tahun terakhir ini, pendapatan MYOH hanya berasal dari jasa pertambangan batubara bagi perusahaan terafiliasi, PT Kideco Jaya Agung. Kontribusi pendapatan sepenuhnya berasal dari anak usaha, PT Sims Jaya Kaltim. Per September 2013, MYOH mencatat pendapatan jasa pertambangan Rp 789,69 miliar dan laba bersih Rp 21,74 miliar.

Setelah punya tambang sendiri, MYOH akan tetap berekspansi di sektor jasa pertambangan. Priyo mengatakan, tahun ini MYOH menargetkan penambahan satu kontrak jasa pertambangan baru.

Sekretaris Perusahaan MYOH, Harly Siregar menambahkan, MYOH mengalokasikan belanja modal US$ 20 juta tahun ini. Anggaran itu hanya digunakan untuk mengganti peralatan dan alat berat. "Kami sudah beli 10 unit," tuturnya.

Alokasi belanja modal tersebut bisa melonjak jika valuasi tambang Kalimantan Timur sudah jelas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati