MYOR sukses penetrasi di kancah internasional



JAKARTA. Bagi masyarakat Indonesia, permen bermerek Kopiko dari PT Mayora Indah Tbk (MYOR), sudah tak asing lagi. Permen kopi ini juga ngetop di mancanegara.

MYOR memang gencar mengekspor produk-produknya. Produk permen kopi MYOR, misalnya, sudah dipasarkan di lebih 50 negara.

Tak heran, kontribusi ekspor terhadap kinerja MYOR cukup besar. Analis OSK Asia Securities, Andrey Wijaya, mencatat, pada kuartal III-2010, penjualan ekspor MYOR sekitar Rp 1,5 triliun.


Jumlahnya setara 28,6% total penjualan. "Di periode yang sama tahun sebelumnya kontribusi ekspor hanya 16,7% dari total penjualan," ujar Andrey dalam risetnya.

Jansen Kustianto, Analis Sinarmas Sekuritas, menuturkan, kontribusi ekspor naik tajam jika mengacu kepada tahun 2005 yang cuma 5%. "Peningkatan ekspor menunjukkan Mayora sukses dalam melakukan penetrasi pasar internasional," ujarnya.

Target optimistis

Saat ini pasar ekspor terbesar produk MYOR adalah Filipina, Malaysia dan Vietnam. Mereka juga menggarap pasar Arab Saudi, Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Analis yakin pasar ekspor Mayora bakal terus tumbuh tahun ini. Produsen makanan ini sendiri memang memasang target optimistis untuk pertumbuhan kinerjanya.

Beberapa waktu lalu, Direktur Keuangan MYOR Hermawan Lesmana menyatakan, target pendapatan Mayora tahun ini tumbuh 20%. Sedangkan tahun lalu MYOR memperkirakan total penjualan mencapai Rp 5,66 triliun.

Tapi karena fluktuasi harga bahan baku, Hermawan belum berani mengestimasi laba bersih di 2011. Yang jelas, untuk mengejar target pertumbuhan, Mayora menyiapkan belanja modal US$ 70 juta atau setara Rp 630 miliar.

MYOR juga berniat meningkatkan kapasitas produksi. Untuk itu, mereka akan menambah mesin produksi dan menyiapkan gedung baru. Mereka juga menyiapkan tiga produk baru.

Hanya, kinerja MYOR di tahun kelinci ini bakal terhambat kenaikan harga pangan. Jansen melihat kenaikan harga pangan seperti gandum dan gula akan menambah biaya bahan baku.

Dia menghitung, harga bahan baku setara dengan 67% biaya penjualan (cost of sales). Karena itu, jika Mayora tak menaikkan harga produk, marginnya bisa tergerus.

Toh, analis tetap yakin Mayora bakal mencatatkan kinerja yang oke. Andrey memprediksi pendapatan MYOR di 2011 bisa mencapai Rp 7,64 triliun, atau naik 23,01% dari pendapatan di 2010. Sedangkan laba bersihnya bisa naik 22,07% menjadi Rp 562 miliar.

Prediksi Jansen lebih optimistis. Ia melihat MYOR akan meraih pendapatan Rp 8,69 triliun tahun ini dengan laba bersih Rp 582 miliar.

Andrey dan analis Sucorinvest Central Gani, Gifar Indra Sakti, sama-sama memasang rekomendasi tahan untuk saham MYOR. Sebab, "Secara teknikal MYOR belum menunjukkan pergerakan uptrend," kata Gifar.

Andrey mematok harga MYOR Rp 13.200 per saham, sedangkan Gifar memprediksi MYOR cuma akan naik ke 10.850 per saham. Namun, Jansen menilai harga saham MYOR bisa naik ke posisi Rp 13.400 per saham. Karena itu, ia merekomendasikan beli untuk saham ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie