MYRX Akuisisi Hanson Energy Semester II



JAKARTA. PT Hanson International Tbk (MYRX) akan menuntaskan transformasi bisnisnya ke sektor pertambangan tahun ini. Sesuai rencana awal, mantan perusahaan tekstil ini akan menambah porsi saham di salah satu anak usaha, PT Hanson Energy. Hanson Energy adalah penambang batubara. Saat ini, Hanson International sudah memiliki 10% saham di Hanson Energy. MYRX berniat menambah porsi kepemilikannya hingga 100%. Namun, MYRX baru akan mewujudkan aksi tersebut pada semester kedua 2009. Saat ini MYRX masih menunggu hasil laporan dari tim penilai cadangan sumber batubara atau Joint Ore Resources Committee (JORC). Tim penilai yang ia sewa terdiri dari Artha Tiyani Mineral (ATM) dan SRK Consulting. Targetnya, laporan tim penilai tersebut sudah kelar pada akhir semester pertama 2009. "Baru setelah itu kami akan mulai melaksanakan rencana ini," kata Direktur Hanson International Irwando Saragih, kemarin (22/1). Sebagai sumber pendanaan, Hanson akan mencarinya lewat mitra strategis atau strategic partner. Dengan kondisi ekonomi yang belum stabil dan likuiditas ketat, "Tidak mungkin kami mengandalkan pinjaman dari perbankan," ujar Irwando. Irwando masih belum bisa menyebutkan calon investor strategis yang bakal diajak berkongsi. Pun begitu taksiran kebutuhan dananya. Irwando hanya menyebutkan, calon investor strategis tersebut berasal dari Singapura dan Korea Selatan serta bergerak di perusahaan pertambangan. "Dan, mungkin nantinya masih ada beberapa calon investor dari negara lain juga," imbuhnya. Setelah nanti sukses mengambil alih seluruh saham Hanson Energy, transformasi bisnis Hanson International akan akan benar-benar tuntas. Ia akan benar-benar meninggalkan bisnis tekstil dan hanya menggeluti bisnis tambang. Alasannya, ungkap Irwando, prospek bisnis pertambangan di masa mendatang masih lebih cerah ketimbang bisnis tekstil. Soalnya, kebutuhan barang tambang seperti batubara makin meningkat. "Kami tidak akan was-was lagi dengan rencana bisnis baru ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie