JAKARTA. PT Hanson International Tbk (MYRX) menargetkan kenaikan laba bersih di 2012 sebesar 20%. "Sampai akhir 2011, kami optimistis bisa meraih laba bersih hingga Rp 90 miliar," kata Agus Santoso, Direktur utama MYRX, Kamis (22/12).Sampai saat ini, Perseroan memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Apinus Rama dan PT De Petroleum International. Agus menuturkan, kontribusi laba bersih lebih banyak datang dari anak perusahaan, yaitu De Petroleum International.De Petroleum International bergerak di bisnis pengolahan limbah minyak (sludge oil) yang berada di Dumai. Direktur MYRX Rony Agung Suseno menyebut, prospek anak usahanya ini ke depan akan sangat menjanjikan, mengingat baru 0,02% total limbah minyak di Indonesia yang dilkelola kembali menjadi recovery oil (RO). "Jadi permintaan pengolahan limbah minyak di 2012 masih tinggi terutama dari Pertamina," tambah imbuh Rony.Hanya saja, kata Rony, De petroleum masih terkendala pada keterbatasan jumlah dan kapasitas mesin pengolahan limbah minyak. Sampai sekarang, jumlah mesin ada 6, tapi yang bisa beroperasi baru 3, sisanya masih dalam tahap perbaikan. Sebagai informasi, mesin pengolahan limbah minyak De Petroleum berasal dari China yang seharga Rp 25 miliar per mesin.Di tahun depan, De petroleum berencana menambah mesin baru berkapasitas 300 ton per hari untuk memproduksi RO (recovery oil). Namun sayangnya, pihak MYRX masih enggan menguraikan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun depan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
MYRX targetkan laba bersih naik 20% di tahun depan
JAKARTA. PT Hanson International Tbk (MYRX) menargetkan kenaikan laba bersih di 2012 sebesar 20%. "Sampai akhir 2011, kami optimistis bisa meraih laba bersih hingga Rp 90 miliar," kata Agus Santoso, Direktur utama MYRX, Kamis (22/12).Sampai saat ini, Perseroan memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Apinus Rama dan PT De Petroleum International. Agus menuturkan, kontribusi laba bersih lebih banyak datang dari anak perusahaan, yaitu De Petroleum International.De Petroleum International bergerak di bisnis pengolahan limbah minyak (sludge oil) yang berada di Dumai. Direktur MYRX Rony Agung Suseno menyebut, prospek anak usahanya ini ke depan akan sangat menjanjikan, mengingat baru 0,02% total limbah minyak di Indonesia yang dilkelola kembali menjadi recovery oil (RO). "Jadi permintaan pengolahan limbah minyak di 2012 masih tinggi terutama dari Pertamina," tambah imbuh Rony.Hanya saja, kata Rony, De petroleum masih terkendala pada keterbatasan jumlah dan kapasitas mesin pengolahan limbah minyak. Sampai sekarang, jumlah mesin ada 6, tapi yang bisa beroperasi baru 3, sisanya masih dalam tahap perbaikan. Sebagai informasi, mesin pengolahan limbah minyak De Petroleum berasal dari China yang seharga Rp 25 miliar per mesin.Di tahun depan, De petroleum berencana menambah mesin baru berkapasitas 300 ton per hari untuk memproduksi RO (recovery oil). Namun sayangnya, pihak MYRX masih enggan menguraikan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun depan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News