MYTX tingkatkan kapasitas produksi kain



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) berencana melebarkan kapasitas produksi pabrikannya. Oleh karena itu produsen benang dan kain ini akan melakukan pembelian mesin produksi yang baru dalam waktu dekat ini.

Carel Christanto Machmud, Direktur PT Asia Pacific Investama Tbk mengatakan, saat ini pabrik telah memiliki utilitas produksi hingga 85%. Diharapkan setelah mengganti mesin lama dengan mesin baru, bakal ada peningakatan utilitas yang signifikan.

Menurut Carel saat ini pabrik memiliki kapasitas produksi benang 30.000 bales per bulan (1 bales sekitar 400-500 pounds), serta kain grey (kain mentah) sebanyak 2,5 juta meter persegi (m²) per bulan dan dan kain denim 1,5 juta yard per bulannya.

"Harapannya kapasitas benang akan tercapai 33.000 bales per bulan, lalu kain grey sebanyak 3 juta m² per bulan dan denim 2 juta yard per bulannya," urai Carel kepada Kontan.co.id, Senin (2/7). 

Artinya setelah pembelian mesin baru tersebut, setidaknya kapasitas produksi dapat terungkit dikisaran 10%-30%. Adapun pembelian mesin baru menggunakan belanja modal (capex) MYTX tahun ini sebesar US$ 25 juta. Sampai saat ini capex tersebut telah diserap sekitar US$ 10 juta.

Dengan peningkatan produksi tersebut, MYTX berharap dapat memperbesar porsi penjualan ekspor. Menurut Carel, sampai kuartal I-2018 porsi ekspor sudah mencapai 40% dari total penjualan. "Semester I-2018 ini mungkin sudah bisa 45%," terangnya.

MYTX optimis porsi penjualan ekspor tahun 2018 ini dapat melebar menjadi 70%. Adapun negara tujuan ekspor MYTX selama ini meliputi negara-negara di kawasan Eropa, Turki, Jepang, Korea Selatan hingga Brazil.

Mengutip laporan keuangan kuartal I-2018, MYTX mencatatkan peningkatan revenue 72% menjadi Rp 580 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu pendapatan yang didapatkan tercatat Rp 337 miliar. 

Meski demikian beban pokok penjualan juga terangkat 66% menjadi Rp 594 miliar di tiga bulan pertama tahun ini. Ditopang oleh beban usaha dan pelunasan utang, perusahaan ini harus mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 41 miliar sampai Maret 2018. Rugi bersih tersebut tercatat berkurang 22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .