KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nada hawkish The Fed tidak menggetarkan prospek harga emas. Di sisi lain, emas tetap mendapatkan dukungan dari pembelian oleh sejumlah bank sentral terutama China. Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, menilai bahwa saat ini emas tengah mengalami set back atau kemunduran. Utamanya karena faktor prospek suku bunga the Fed, meredanya tensi di Timur Tengah, serta China yang tidak menambahkan kepemilikan emas sejak Mei lalu. Seperti diketahui, Federal Reserve atau The Fed kembali mempertahankan suku bunga tingginya di saat inflasi telah bergerak melandai di level 5,25%-5,50% pada Rabu (12/6). Nada hawkish The Fed semakin kuat seiring rencana pemangkasan bunga acuan hanya satu kali saja untuk tahun 2024, dari sebelumnya direncanakan tiga kali.
Nada Hawkish The Fed Tak Gentarkan Emas, Pembelian Oleh Bank Sentral Jadi Dukungan
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nada hawkish The Fed tidak menggetarkan prospek harga emas. Di sisi lain, emas tetap mendapatkan dukungan dari pembelian oleh sejumlah bank sentral terutama China. Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, menilai bahwa saat ini emas tengah mengalami set back atau kemunduran. Utamanya karena faktor prospek suku bunga the Fed, meredanya tensi di Timur Tengah, serta China yang tidak menambahkan kepemilikan emas sejak Mei lalu. Seperti diketahui, Federal Reserve atau The Fed kembali mempertahankan suku bunga tingginya di saat inflasi telah bergerak melandai di level 5,25%-5,50% pada Rabu (12/6). Nada hawkish The Fed semakin kuat seiring rencana pemangkasan bunga acuan hanya satu kali saja untuk tahun 2024, dari sebelumnya direncanakan tiga kali.