Nah loh, investor kesulitan dapat jatah saham IPO KS



JAKARTA. Rencana initial public offering (IPO) PT Krakatau Steel (KS) sudah dinanti-nanti investor. Apalagi harga saham IPO terbilang murah untuk perusahaan baja sekaliber KS, yakni Rp 850. Tak heran, jika pada masa penawaran dan penjatahan, ada kelebihan permintaan (oversubcribe) yang kabarnya mencapai 9,6 kali. Hanya saja, belakangan, banyak investor yang mengeluh kesulitan mendapatkan penjatahan saham KS. "Saya sudah pesan hampir 400 lot dengan variasi harga Rp 900 sampai Rp 1.150. Tapi penjatahannya nihil," keluh salah seorang investor. Padahal, investor tersebut menawar pada harga yang lebih tinggi dibanding yang ditetapkan.

Investor lain mengaku, untuk bisa mendapatkan penjatahan, dirinya harus menaikkan dulu penawarannya menjadi Rp 1.250. "Sepertinya ada mafianya tuh," katanya.

Jatah pejabat


Rumor yang berkembang, penjatahan saham KS dibagi-bagikan ke sejumlah pejabat tertentu. "Harga dipatok murah sehingga mereka bisa mendapatkan keuntungan maksimal," bisik salah seorang investor.

Eko Yulianto, Direktur Utama PT Bahana Securities Eko Yulianto membantah kabar tersebut. "Siapa yang tidak mendapatkan jatah? Masa penjatahannya saja baru akan kelar sore ini," ujarnya kepada KONTAN. Menurutnya, penjatahan saham KS ditentukan oleh pemesanan yang datang. "Kalau yang pesan banyak, tentu akan kita bagi sesuai dengan pesanan yang ada," imbuh Eko.

Terlampau murah?

Sementara itu, penetapan harga IPO KS sebesar Rp 850 juga menimbulkan polemik. Banyak pihak yang menilai, harga tersebut terlampau rendah bagi perusahaan yang memiliki kinerja positif dan fundamental kuat. Tak ayal, sejumlah pihak menuding, penetapan harga itu sengaja ditujukan untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu terkait dengan agenda dan penyediaan dana politik. Lagi-lagi, Eko membantahnya. Dia menegaskan, penentuan harga IPO KS berdasarkan harga penawaran seluruh investor yang masuk pada saat bookbuilding. "Setelah mempertimbangkan segala aspek dan value, kami menilai harga yang tepat adalah Rp 850," jelasnya. Eko juga menambahkan, mayoritas pembeli saham KS adalah investor lokal. Sementara, investor asing hanya 35% saja. Pendapat Eko bertolak belakang dengan pernyataan Zaki Anwar Makarim, Presiden Komisaris KS beberapa waktu lalu. Zaki mengaku, penawar lokal lebih berani memasukkan harga IPO ketimbang penawar asing.Investor lokal menawar harga saham KS diatas Rp 1.000 per saham, sementara investor asing hanya menawar saham KS dikisaran Rp 800 per saham hingga Rp 1.000 per saham.Zaki juga bilang, sebesar 60% tawaran berasal dari lokal, sementara sisanya hanya berasal dari asing. Jika benar demikian, tentunya penawaran harga saham KS IPO harus lebih tinggi dari level Rp 1.000. Apalagi, Zaki juga pernah mengatakan, "Kalau banyak penawaran di harga atas, maka yang nawar di level bawah akan di cut."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie