JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali perbaharui rekornya pada perdagangan Senin (8/8). Mengacu data RTI, indeks ditutup naik 0,71% atau 38,733 poin ke level tertinggi 5.458,97. Aksi beli asing masih terus mewarnai perdagangan. Di pasar reguler tercatat net buy asing Rp 720,382 miliar dan Rp 688,757 miliar untuk seluruh perdagangan. Tercatat 179 saham bergerak naik, 145 saham bergerak turun, dan 96 saham stagnan. Volume perdagangan hari ini mencapai 8,64 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,7 triliun.
Tujuh dari 10 indeks sektoral menopang perdagangan. Sektor aneka industri memimpin perdagangan 4,58%. Sementara, tiga sektor yang memerah antara lain; barang konsumsi turun 0,45%, perdagangan turun 0,37%, dan pertambangan turun 0,17%. Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 5,71% ke Rp 2.220, PT Astra International Tbk (ASII) naik 5,05% ke Rp 8.325, dan PT Semen Indonesia (SMGR) naik 4,11% ke Rp 10.775. Saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Perusahaan Gas Negara (Persero) (PGAS) turun 2,39% ke Rp 3.270, PT Elnusa Tbk (ELSA) turun 1,83% ke Rp 535, dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 1,51% ke Rp 66.775. Berseri Sementara itu, bursa saham Asia naik ke level tertinggi dalam satu tahun karena pelemahan yen menopang ekuitas Jepang setelah penguatan laporan pekerjaan AS menaikkan minat terhadap aset beresiko. Mengutip
Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific naik 1,4 % menjadi 137,59 pada pukul 16:20 sore di Hong Kong, menuju penutupan tertinggi sejak 17 Agustus. Indeks Topix Jepang naik 2 % setelah nonfarm payrolls AS naik sebesar 255.000 pada bulan lalu, melebihi semua perkiraan dalam survei Bloomberg dari 89 ekonom.
Yen tergelincir 0,4 % setelah turun 0,6 % pada hari Jumat karena permintaan untuk aset haven turun. Saham Korea Selatan menguat setelah peringkat kredit negara tersebut dinaikkan satu tingkat oleh Standard & Poor. Ekuitas Asia melanjutkan reli yang terhenti pekan lalu setelah putaran baru dari stimulus fiskal Jepang mengecewakan para investor. Indeks regional telah naik sekitar 22 % dari yang terendah di bulan Februari, mengabaikan efek pemilu Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, dengan bank sentral melepaskan pelonggaran moneter lebih lanjut sedangkan data dari pasar tenaga kerja untuk penjualan ritel dan produksi industri memicu kepercayaan dalam ekonomi terbesar di dunia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto