KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Weha Transportasi Indonesia Tbk (WEHA) membukan pendapatan sebesar Rp 304 miliar atau meningkat 14% di 2024 lalu. Meski pendapatan naik, laba bersih WEHA di tahun 2024 malah turun 11% menjadi Rp 28,3 miliar. Lalu untuk EBITDA meningkat 9% dari Rp 85 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 93 miliar di tahun 2024.
Direktur WEHA Edgar Surjadi menyatakan penurunan laba bersih pada tahun lalu dipengaruhi beberapa faktor. Salah satnya persaingan harga jual dengan kompetitor yang semakin ketat. Selain itu, kenaikan harga jual juga tidak dapat serta merta dilakukan secara langsung kepada pelanggan yang sudah melakukan kontrak kerja sama ataupun sudah memesan dari jauh hari. “Faktor lainnya adalah penurunan permintaan dan daya beli masyarakat di akhir tahun. Hal ini dikarenakan pelemahan ekonomi serta masyarakat juga masih menunggu kebijakan-kebijakan yang akan ditetapkan pemerintah,” kata Edgar, dalam siaran pers, Selasa (18/3). Baca Juga: WEHA Pacu Ekspansi pada 2025, Tambah 95 Armada Baru untuk Dominasi Pasar! Di sisi lain, terdapat kenaikan biaya seperti tarif tol di beberapa ruas, pembatasan BBM bersubsidi di beberapa area dan peningkatan harga suku cadang yang memepengaruhi faktor kenaikan biaya ini. Sepanjang tahun lalu, lini usaha bus charter dan intercity shuttle menjadi penopang pertumbuhan pendapatan WEHA. Pendapatan pada segmen bus charter meningkat dari Rp 111,6 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 129,9 miliar di tahun 2024 atau bertumbuh sebesar 16% yoy. Sedangkan pendapatan segmen intercity shuttle meningkat dari Rp 144,8 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 164,5 miliar di tahun 2024. Di lini usaha bus charter, WEHA terus melakukan perejamaan beberapa armada dan melakukan penambahan armada baru secara berkesinambungan. Baca Juga: WEHA Transportasi (WEHA) Optimistis Raih Pertumbuhan Kinerja pada 2025, Ini Sebabnya Pada tahun 2024, WEHA melakukan penambahan 15 unit armada baru dengan nilai total belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 20,7 miliar. “Fokus utama lini usaha ini masih pada segmen korporasi seperti antar jemput karyawan dan outing. Kemudian di segmen sekolah untuk kegiatan field trip atau study tour, serta sektor retail (FIT) yang memperoleh pengaruh besar yang didapatkan melalui sosial media,” jelas Edgar.