KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) mencatatkan pertumbuhan laba hingga 18,7% secara tahunan atawa
year on year (YoY). Pertumbuhan tersebut membuat laba BBRI hampir mencapai Rp 30 triliun, tepatnya sebesar Rp 29,42 triliun. BBRI menjadi bank terakhir dalam Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 yang melaporkan kinerja keuangannya di separuh pertama tahun ini. Sekaligus, masih membuktikan sebagai bank dengan perolehan laba terbesar. Direktur Utama BBRI Sunarso bilang faktor utama dari kinerja di periode pertama tahun ini karena pertumbuhan mikro dan dana murah (CASA) mencapai double digit dan kualitas aset yang terjaga/
“Serta semakin solidnya anak perusahaan yang tergabung dalam BRI grup dan meningkatkan kontribusinya kepada BRI,” ujar Sunarso, Rabu (30/8). Pertumbuhan laba tersebut ditopang juga oleh pendapatan bunga bersih yang tercatat tumbuh 1,4% YoY. Dari periode sama tahun lalu senilai Rp 64,61 triliun menjadi Rp 65,54 triliun.
Baca Juga: Indeks Bisnis UMKM BRI: Ekspansi Bisnis UMKM Terus Meningkat dan Tetap Optimis Hal itu juga karena didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit dari BBRI di periode tersebut yang masih berhasil tumbuh 8,8%, meski masih di bawah target BBRI yang tumbuh di kisaran 10% - 12% . Total kredit yang disalurkan sebesar Rp 1.202,12 triliun. Penyaluran kredit BBRI di periode Januari hingga Juni 2023 ini masih ditopang oleh segmen UMKM yang mencapai Rp 1015,5 triliun, dengan mayoritas segmen sebesar Rp 577,9 triliun. Sisanya sebesar 186,6 triliun disalurkan ke segmen korporasi. Sementara itu, BBRI juga berhasil menurun credit cost di periode ini menjadi 2,26% dari target bank di kisaran 2,2% hingga 2,4%. Sepanjang tahun 2022, cost credit yang dicatat oleh bank yang fokus ke segmen UMKM ini berada di level 2,55%. Di sisi lain, NIM dari BBRI justru mengalami penurunan jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 8,24%. Pada separuh pertama tahun ini, NIM nya berada di level 7,85%
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) dari BBRI juga mengalami peningkatan mencapai 9,5% di periode tersebut. Di mana, kini total DPK yang dimiliki oleh BBRI senilai Rp 1.245, 12 triliun. “Dari tahun lalu porsi CASA (dana murah) kita di 65,12%, sekarang sudah menjadi 65,49%,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari