KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah naik untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Rabu (29/3). Penghentian beberapa ekspor dari Kurdistan Irak menimbulkan kekhawatiran pengetatan pasokan minyak dan berkurangnya kekhawatiran krisis perbankan global mendukung sentimen risiko di pasar yang lebih luas. Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 72 sen atau 0,9% menjadi US$79,37 per barel pada 1330 GMT. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) meningkat 77 sen atau 1,1% menjadi US$73,97 per barel. Ekspor minyak mentah sebesar 450.000 barel per hari (bpd) dari wilayah Kurdistan utara semi-otonom Irak dihentikan pada hari Sabtu menyusul keputusan arbitrase yang mengonfirmasi persetujuan Baghdad diperlukan untuk mengirimkan minyak.
Baca Juga: Harga Minyak Bergejolak, Bisnis Asuransi Energi Tetap Semarak "Semakin lama penghentian berlanjut, prospek pasokan akan semakin ketat," kata Stephen Brennock dari broker minyak PVM. Pada hari Rabu, perusahaan minyak Norwegia DNO mengatakan telah mulai menghentikan produksi di ladangnya di Kurdistan. Ladang Tawke dan Peshkabir milik perusahaan menghasilkan rata-rata 107.000 barel per hari pada 2022, seperempat dari total ekspor Kurdi. "Kekhawatiran pasokan akan terus mendukung harga minyak sementara perselisihan berlanjut," kata Fiona Cincotta, senior analis pasar keuangan di City Index. Sentimen yang juga membantu harga minyak adalah meredakan kekhawatiran atas sektor perbankan setelah berminggu-minggu volatilitas di pasar yang telah mengirim minyak ke level terendah 15 bulan pada 20 Maret, dengan kegelisahan investor ditenangkan oleh penjualan aset Silicon Valley Bank yang kolaps.