KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maybank Indonesia (BNII) meraih Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) sebesar Rp 663 miliar pada semester I 2022, naik 30,0% dari Rp 510 miliar pada periode tahun lalu. Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan, peningkatan laba tersebut didukung kondisi ekonomi yang berangsur membaik pada semester pertama 2022. Hal ini turut mendorong peningkatan kebutuhan akan pembiayaan. “Kami bersyukur melihat pertumbuhan Bank yang kuat di tengah momentum pasar yang kembali bergairah pada semester pertama 2022," kata Taswin dalam keterangan resmi, Kamis (28/7).
Selain itu, pihaknya juga bangga terhadap kinerja kredit bank yang tumbuh pada sebagian besar segmen. Perusahaan akan terus menerapkan strategi dan inisiatif untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang pada portofolio kredit bank.
Baca Juga: Laba Bank Danamon (BDMN) Melompat 70% Jadi Rp 1,7 Triliun hingga Semester I Seiring dengan peningkatan kegiatan bisnis dan perdagangan pada semester pertama 2022, total kredit bank juga tumbuh 8,1% menjadi Rp 106,81 triliun dari Rp 98,80 triliun pada periode tahun lalu. Untuk pertama kalinya, perusahaan raih kinerja positif sejak awal pandemi Covid-19. Pertumbuhan ini dipimpin segmen kredit
Global Banking yang tumbuh 16,7% menjadi Rp 42,09 triliun. Segmen kredit
Global Banking juga tumbuh 19,4% secara kuartalan. Total segmen kredit
Community Financial Services (CFS) juga tumbuh 3,2% menjadi Rp64,73 triliun. Kredit CFS Ritel tumbuh 9,0% di seluruh segmen ritel menjadi Rp 35,95 triliun seiring dengan perbaikan daya beli masyarakat pada semester pertama 2022. "Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terus bertumbuh sebesar 8,5% menjadi Rp15,65 triliun dari Rp14,42 triliun, serta pembiayaan otomotif anak perusahaan yang juga tumbuh 10,8%," terangnya.
Retail Small and Medium Enterprises (RSME) ikut tumbuh 5,0% menjadi Rp12,65 triliun didukung kondisi ekonomi yang membaik. Namun demikian, Kredit CFS Non-ritel turun 3,3%. Sebab, perusahaan melakukan
rebalancing pada portofolio kredit non-ritel serta menerapkan kendali atas penyaluran kredit agar kredit yang disalurkan memberi manfaat bagi kelangsungan usaha, serta menjaga komitmen nasabah.
Baca Juga: Ditopang Sektor Korporasi dan Konsumsi, Kredit Perbankan Tumbuh 10,66% hingga Juni Simpanan nasabah juga tumbuh 3,9% menjadi Rp 111,66 triliun dari Rp 107,43 triliun pada periode tahun lalu. CASA tumbuh 22,3%, didukung Giro yang tumbuh 34,6% dan Tabungan sebesar 8,6%.
Sementara, simpanan berjangka (
time deposits) turun 9,3% menjadi Rp 56,53 triliun dari Rp 62,36 triliun. Hal ini selaras dengan strategi Bank untuk memperkuat likuiditas dengan mengoptimalkan simpanan dengan biaya rendah, dan mengandalkan layanan perbankan digital untuk menghimpun simpanan nasabah. "Alhasil, rasio dana murah terus membaik dan tercatat menguat menjadi 49,4% pada Juni 2022 dibandingkan 41,9% pada Juni 2021," lanjutnya. Hal ini dibarengi penurunan kredit masalah (NPL) konsolidasi karena bank menerapkan prinsip kehati-hatian. Tercatat NPL
Gross Maybank Indonesia turun dari 4,4% menjadi 3,5% pada Juni 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi