KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) melesat dalam sepekan perdagangan terakhir. Dalam sepekan, IHSG menguat 3,51% ke 6.874,93 hingga Jumat (20/1). Kenaikan indeks komposit ini juga sejalan dengan data perdagangan lainnya. Pada periode 16-20 Januari 2022, kapitalisasi pasar Bursa meningkat 3,05% menjadi Rp 9.462,09 triliun. Kemudian rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) Bursa mengalami melonjak 11,20% menjadi Rp 10,24 triliun. Investor asing pun mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 331,98 miliar sepanjang pekan lalu. Meski begitu, investor asing masih mencatatkan jual bersih Rp 4,52 triliun sepanjang tahun berjalan ini.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai pergerakan IHSG masih akan ditopang oleh
capital inflow dari investor asing karena ada kecenderungan harga saham sudah terdiskon. Baca Juga:
Rekomendasi Teknikal Saham MAPI, SSIA, ITMG untuk Perdagangan Selasa (24/1) "Adanya
outflow beberapa waktu lalu dan menekan IHSG, maka kecenderungannya harga sudah dapat dikatakan cenderung lebih murah," jelas dia kepada Kontan, Senin (23/1). Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji menilai pergerakan positif indeks komposit ini salah satunya dipengaruhi oleh melunaknya para bank sentral. Terutama The Fed yang diperkirakan akan
dovish. "Ini memberikan katalis positif dalam rangka meningkatkan
risk appetite untuk investor asing ke dalam instrumen yang punya risiko tinggi seperti saham," papar dia.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Lanjut Menguat Selasa (24/1) Selain itu pergerakan rupiah yang terus perkasa di hadap dolar Amerika Serikat (AS) juga membuat sentimen penting yang mendorong investor asing untuk mencatatkan inflow ke dalam negeri. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menilai secara jangka panjang maupun jangka pendek asing masih akan masuk ke Indonesia. Pertimbangannya datang dari fundamental yang kuat, kebijakan fiskal yang masih berjalan sehat dan daya beli terus terjaga. Ini membuat Indonesia punya prospek yang positif.
Baca Juga: BEI Kantongi 22 Emiten dalam Pipeline Rights Issue "Ini poin yang positif dalam jangka panjang, sejauh-jauhnya investor asing pergi pasti akan kembali ke Indonesia karena bisa memberikan imbal hasil yang sumringah," imbuh dia. Meski asing mulai kembali mengakumulasi saham-saham
blue chip, Nico meningkatkan investor tidak bisa serta-merta mengikuti pergerakan asing. Investor harus punya perhitungan dan menyesuaikan dengan durasi investasi. Sementara untuk menunggangi kenaikan IHSG ini, Nafan bilang investor bisa mencermati saham bank besar seperti
BBNI,
BBRI,
BMRI, dan
BBCA karena punya fundamental yang kuat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati