KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Life Insurance (BNI Life) mencatatkan total klaim asuransi kesehatan perusahaan pada Semester I-2024 naik 38% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Plt Direktur Utama BNI Life Neny Asriany
menjelaskan, klaim asuransi kesehatan yang dibayar perusahaan pada Semester I-2024 mencapai sebesar Rp 281 miliar. Neny mengatakan, strategi untuk menekan klaim asuransi kesehatan yaitu dengan proses seleksi risiko secara komprehensif, evaluasi kecukupan premi secara berkala dan mendukung nasabah untuk menjaga kesehatan melalui
healthtalk, wellness program serta edukasi kepada peserta untuk penggunaan Telemedicine “Perusahaan juga akan melakukan
refocusing bisnis asuransi kesehatan untuk selektif dalam pemilihan calon nasabah dan proses seleksi risiko. Selain itu perusahaan juga melakukan penguatan dalam proses Claim Management,” kata Neny kepada Kontan.co.id, Senin (2/9). Baca Juga: Sejumlah Asuransi Bermasalah Masih Berupaya Tuntaskan Masalah yang Melanda Terkait dengan proyeksi klaim asuransi kesehatan pada tahun ini, dia memprediksi klaim asuransi kesehatan BNI Life bisa mengalami kenaikan seiring dengan kondisi iklim saat ini yang tidak menentu. Neny bilang, kenaikan klaim juga disebabkan adanya kenaikan biaya berobat sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan klaim kesehatan. Sementara itu, Ketua Bidang Literasi dan Perlindungan Konsumen Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Freddy Thamrin memaparkan, total klaim kesehatan di Semester I-2024 meningkat 26% menjadi Rp 11,83 triliun. Dia menyebutkan, secara rinci klaim kesehatan perorangan naik 29,3% secara tahunan jadi Rp 7,62 triliun. Menurut dia, hal ini menandakan adanya tekanan keuangan yang signifikan bagi perusahaan asuransi. Sementara untuk klaim kesehatan kumpulan, dia menyebutkan bahwa peningkatannya juga signifikan, yaitu sebesar 20,3% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, menjadi Rp 4,21 triliun. “Peningkatan klaim kesehatan ini menyebabkan rasio klaim asuransi kesehatan terhadap pendapatan premi untuk produk tersebut mencapai 105,7%. Artinya, jumlah klaim yang dibayarkan oleh industri asuransi jiwa lebih besar daripada premi yang diterima, yang menandakan adanya tekanan keuangan yang signifikan bagi perusahaan asuransi,” ujar Freddy saat konferensi pers, di Kantor Pusat AAJI, Jakarta, Rabu (28/8).
Namun demikian, dia menuturkan bahwa inflasi medis yang terus meningkat menjadi tantangan besar bagi industri asuransi jiwa. Untuk mengatasi tantangan ini, Freddy mengatakan bahwa industri asuransi jiwa dapat mengambil sejumlah langkah, seperti berkoordinasi secara intensif dengan berbagai pihak, termasuk OJK, Kementerian Kesehatan, serta penyedia layanan kesehatan seperti rumah sakit, untuk bersama-sama mencari solusi atas tantangan dalam pengelolaan klaim asuransi kesehatan.
Baca Juga: Prudential Catat Pendapatan Premi Unitlink Rp 7,7 Triliun pada Semester I-2 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati