Naik 5 hari beruntun, harga minyak mentah tembus di atas US$ 67 per barel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah naik di atas US$ 67 per barel pada hari Jumat (16/4), naik untuk sesi kelima. Terangkat sentimen prospek permintaan yang lebih kuat dan tanda-tanda pemulihan ekonomi di China dan Amerika Serikat (AS) mengimbangi meningkatnya kasus infeksi Covid-19 di beberapa negara besar lainnya.

Melansir Reuters pukul 15.32 WIB, harga minyak mentah Brent naik 28 sen atau 0,4% menjadi US$ 67,22 per barel pada 0750 GMT, menuju kenaikan mingguan sekitar 7%. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bertambah 20 sen atau 0,3% menjadi US$ 63,66 per barel.

Asal tahu, produk domestik bruto (PDB) China melonjak 18,3% pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya, data resmi menunjukkan pada hari Jumat.


Pada hari Kamis, angka menunjukkan peningkatan penjualan ritel AS dan penurunan klaim pengangguran.

Baca Juga: Harga minyak kompak melemah pada awal perdagangan hari ini (16/4)

"Mengingat membaiknya prospek untuk dua ekonomi terbesar dunia, ada sedikit peluang," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.

Membantu reli harga minyak pekan ini, laporan dari Badan Energi Internasional dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) merevisi atas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk 2021.

Angka pada hari Rabu juga menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 5,9 juta barel.

Ekspektasi permintaan minyak mengimbangi kekhawatiran tentang meningkatnya kasus virus Corona di negara-negara besar lainnya.

Tingkat infeksi India mencapai rekor sementara kanselir Jerman pada hari Jumat mengatakan gelombang virus ketiga membuat negara itu berada dalam cengkeramannya.

Baca Juga: Harga minyak masih dalam tren naik setelah naik 5%, tapi waspadai penguatan dolar AS

Sebagai informasi, harga minyak telah pulih dari rekor terendah yang dicapai tahun lalu karena penurunan permintaan akibat pandemi. Dibantu oleh rekor pemotongan produksi minyak oleh produsen OPEC +.

OPEC + setuju pada 1 April untuk mengurangi pengurangan produksi minyak dari Mei hingga Juli dan akan bertemu untuk mempertimbangkan perubahan lebih lanjut pada 28 April.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto