Naik Air Force One, Donald Trump tiba di Vietnam untuk temui Kin Jong Un



KONTAN.CO.ID - HANOI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah tiba di Vietnam menjelang pertemuan puncak kedua dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Air Force One mendarat di bandara Noi Bai, Hanoi beberapa jam setelah Kim sampai di Vietnam dengan naik kereta api.

Dilansir dari BBC, KTT yang dijadwalkan berlangsung pada hari Rabu dan Kamis pekan ini akan menjadi babak kedua dari pertemuan pertama yang merupakan perundingan bersejarah yang terjadi di Singapura pada tahun 2018 lalu.

Kedua pemimpin diharapkan untuk membahas kemajuan dalam membersihkan semenanjung Korea dari senjata nuklir.


Trump melakukan perjalanan ke Hanoi dengan pesawat. Pesawat kepresidenan Air Force One meninggalkan Pangkalan Angkatan Udara Andrews di Maryland.

Berbeda dengan Trump, Kim memilih melakukan perjalanan dari Pyongyang ke Vietnam yang memakan waktu lebih dari dua hari dan menempuh sekitar 4.000 km dengan menggunakan kereta api. Seandainya Kim memilih naik pesawat ke Vietnam, dia akan tiba dalam hitungan jam.

Ketika kereta Kim melewati Tiongkok, jalanan dan stasiun kereta yang dilewati ikut ditutup. Media sosial Tiongkok ramai mem-posting soal penutupan jalan yang berbuntut kemacetan lalu lintas dan jadwal kereta yang tertunda.

Stasiun Dong Dang Vietnam juga ditutup untuk umum sebelum kedatangan Kim pada Selasa pagi. 

Para penjaga menyambut Kim dengan menggelar karpet merah ketika ia tiba di stasiun perbatasan Dong Dang. Dia kemudian melanjutkan perjalanan ke Hanoi dengan menumpang mobil, di mana kerumunan warga yang mengibarkan bendera Korea Utara telah menunggunya.

Kim diperkirakan bepergian dengan saudara perempuannya, Kim Yo-jong dan salah satu negosiator utamanya, mantan Jenderal Kim Yong-chol. Keduanya sosok ini sudah akrab dilihat sejak pertemuan sebelumnya dengan Trump.

Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders menyebut kedua pemimpin ini dijadwalkan untuk melakukan pembicaraan empat mata pada Rabu malam dan kemudian mereka akan makan malam bersama penasihat mereka. 

Editor: Tendi Mahadi