KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF, anggota indeks Kompas100) pada penutupan perdagangan Senin (18/11) mencapai harga tertingginya sejak 2 Oktober 2017 atau lebih dari dua tahun terakhir. Dalam perdagangan Senin (18/11), saham INDF ditutup naik 1,27% ke level Rp 7.975 per saham. Namun pada perdagangan, Selasa (19/11), harga saham INDF melemah 0,31% ke Rp 7.950 per saham. Terjadi 2.119 transaksi yang melibatkan 3,96 juta saham INDF senilai Rp 31,23 miliar. Meskipun begitu, jika dihitung sejak awal bulan November ini harga saham INDF naik 3,25% dari harga akhir Oktober 2019, yakni Rp 7.700 per saham.
Baca Juga: INDF (Indofood) menyentuh harga tertinggi 2 tahun, mampukah naik lagi? Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony berpendapat, secara valuasi, fundamental saham INDF memang tergolong murah. Hal tersebut terlihat dari price to earning ratio (PER) saham ini per perdagangan Senin (18/11) yang sebesar 14,88 kali, sedangkan hari ini turut turun ke 14,83 kali. Sebagai informasi, INDF memiliki earning per share (EPS) alias laba bersih per saham Rp 536. Di samping itu, menurut Chris, kenaikan harga saham ini juga didorong oleh kinerja keuangan INDF per September 2019 yang mencatatkan hasil ciamik. INDF berhasil membukukan kenaikan pendapatan 5,6% secara tahunan menjadi Rp 57,85 triliun dari sebelumnya Rp 54,74 triliun. Adapun dari segi bottom line, INDF mencatatkan pertumbuhan 25% secara tahunan, dari Rp 2,82 triliun menjadi Rp 3,53 triliun.