Naik Paling Tinggi, Cermati Rekomendasi Saham IDX Value 30 yang Layak Dikoleksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IDX Value 30 (IDXV30) memimpin gerak indeks di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dihitung sejak awal tahun ini, IDXV30 melesat 26,97%, jauh melampaui kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sebesar 11%.

Saat IHSG kembali menembus all time high, IDXV30 masih mampu menguat 0,72% ke level 164,21 pada perdagangan Kamis (15/9). Adapun sejak awal tahun (year to date), saham-saham di sektor energi mendominasi pergerakan IDXV30.

PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) memimpin kenaikan dengan 180,39%, diikuti oleh PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).


Baca Juga: Lonjakan Saham Agung Podomoro (APLN) di Tengah Jatuh Tempo Utang yang Kian Dekat

Sedangkan pada perdagangan hari ini, emiten di sektor properti merangsek naik. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menjadi best performing dengan kenaikan 6,86%.

Diikuti oleh PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Financial Expert Ajaib Sekuritas M. Julian Fadli menyoroti, emiten di jajaran IDXV30 memiliki fundamental yang mumpuni dibandingkan peers-nya di sektor yang sama. 

"Tidak heran jika konstituen IDXV30 memiliki performa yang baik karena sebagian besar mencatatkan kinerja keuangan positif," kata Fadli kepada Kontan.co.id, Kamis (15/9).

Sektor energi menjadi pendorong utama penguatan indeks, sejalan dengan lonjakan harga komoditas global akibat terjadinya supply disruption. Melihat tren pergerakan harga dan permintaan secara global, Fadli menilai saham-saham di sektor energi masih bisa menjadi pilihan utama untuk investasi.

"Kuartal III-2022 menuju Kuartal IV-2022 sektor dan saham penggerak di atas masih menarik dicermati untuk investasi jangka menengah saat ini," terang Fadli.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan, saham-saham penggerak di IDXV30 telah menjadi penyumbang tren kenaikan IHSG hingga menembus level all time high.

Dengan sentimen geopolitik yang masih membayangi, ruang penguatan harga batubara masih terbuka lebar. Terlebih menjelang musim dingin di akhir tahun.

Oleh sebab itu, rotasi sektor ditaksir baru akan terjadi pada tahun depan. Ketika saham-saham batubara tak lagi dinilai murah, setelah lonjakan harga signifikan sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Ekspansi Bangun Data Center Kedua, Anak Usaha EDGE Serap Investasi Hingga US$ 9 Juta

"Batubara akan sangat tergantung harga di global. Untuk (sektor) industri, konsumen dan keuangan akan berkorelasi dengan pertumbuhan ekonomi kita," terang Wawan.

Rawan Profit Taking

Sementara itu, Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana mengingatkan, setelah melesat paling tinggi, laju IDXV30 berpotensi semakin terbatas. Terutama ditahan oleh efek tingginya inflasi secara global dan kenaikan suku bunga.

Raditya sependapat, sektor energi, keuangan dan consumer kebutuhan inti akan menjadi saham-saham penggerak indeks. 

"Peluang menguat terbesar dari energi, karena Eropa yang masih krisis energi," kata Raditya.

Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim juga memberikan catatan, tren penguatan yang dialami di IDXV30 menjadikan indeks ini rawan terpapar aksi profit taking. Meski hanya secara jangka pendek, dan peluang rebound tetap terbuka.

Secara teknikal, catatan tersebut cukup beralasan. Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata menganalisa, resistance upper channel IDXV30 di area 167 - 167,5 sudah dekat.

Baca Juga: Bisnis Makin Efisien, Margin Kontribusi GOTO di Kuartal II 2022 Naik

"Jadi ada pertimbangan juga untuk mewaspadai terjadinya  take profit pada saham-saham komponen indeks ini," kata Liza.

Di tengah tren bullish yang masih ada saat ini, Fadli pun menyarankan dua strategi investasi di IDXV30. Yakni buy untuk saham yang masih prospektif dan menjalankan strategi take profit sebagian.

Fadli merekomendasikan buy untuk saham INDY dengan target harga pada level Rp 3.400 dan support di area Rp 2.970. Pertimbangkan cut loss jika break support kuat di Rp 2.850.

Selanjutnya, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) masih layak dikoleksi dengan target resistance pada level Rp 38.200 dan support di Rp 33.650. Cutloss bisa dipertimbangkan pada area support Rp 33.200.

Rekomendasi berikutnya adalah sell on strength saham ITMG, dengan target di area Rp 46.700. Perhatikan support pada posisi Rp 43.800.

Lukman juga menjagokan saham INDY, dengan valuasi yang relative murah dibandingkan dengan peers-nya. Kemudian, bisa mencermati saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) menimbang efek setelah merilis produk gadget baru.

Sementara itu, Raditya merekomendasikan buy on weakness pada saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan target harga di Rp 6.500. Lalu, buy DOID dengan target harga ke Rp 530. 

Sedangkan Wawan menyarankan koleksi PT Astra International Tbk (ASII) untuk target harga di Rp 7.600. Rekomendasi lainnya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan target harga di Rp 9.750.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi