KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan status unusual market activity (UMA) pada Jumat (20/6) terhadap saham PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL), PT Janu Putra Sejahtera Tbk (AYAM), PT Master Print Tbk (PTMR), PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), dan PT Charnic Capital Tbk (NICK).

“Dalam rangka perlindungan investor, dengan ini kami menginformasikan adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada saham BULL dan AYAM,” tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono (20/6).

Selanjutnya, BEI memberikan status UMA pada PTMR, APEX, dan NICK akibat kenaikan harga yang tidak wajar. Dalam seminggu terakhir saja, saham PTMR naik 115,83%, sementara dalam sebulan ini sudah naik 122,22%. Pada perdagangan hari ini (23/6) per 9.40 WIB berada di level Rp 300, naik 25% dibanding hari sebelumnya.

Bank Digital Ini Berikan 100 Kali Transfer Gratis Per Bulan Bagi Nasabah

Baca Juga: Terus Menurun, BEI Awasi Pergerakan Saham Suryamas Dutamakmur (SMDM)

Sementara itu, harga saham APEX pada perdagangan hari ini (23/6) terparkir di level Rp 167, naik 23,53% dibanding hari sebelumnya. Dalam seminggu terakhir saham ini naik 58,25%, sementara dalam sebulan terakhir saham ini melonjak 64,65%.

Terakhir, harga saham NICK hari ini (23/6) per 9.40 WIB berada di level Rp 1.235, naik 2,92% dibanding hari sebelumnya. Dalam seminggu ini sudah naik 15,42%, sementara dalam sebulan meroket 73,94%.

Baca Juga: BEI Awasi Pergerakan Saham ASPI dan GPRA, Ada Apa?

Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono menjelaskan pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

“Sehubungan dengan terjadinya UMA, perlu kami sampaikan bahwa bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham BULL, AYAM, PTMR, APEX, dan NICK,” tambahnya.

Dengan pengumuman UMA tersebut, BEI berharap agar investor memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Selain itu, investor juga diharapkan mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News