KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan kenaikan tipis setelah kemarin melesat. Jumat (19/8) pukul 8.10 WIB, harga minyak Brent kontrak Oktober 2022 di ICE Futures naik 0,16% ke US$ 96,75 per barel setelah kemarin menguat 3,15%. Sedangkan harga minyak WTI kontrak September 2022 di New York Mercantile Exchange naik 0,16% ke US$ 90,65 per barel setelah kemarin menguat 2,71%. Dalam sepekan, harga minyak WTI masih tercatat turun 1,56% dan harga minyak Brent melemah 1,43% meski naik dalam tiga hari terakhir. Harga minyak kemarin rebound karena data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang positif dan konsumsi bahan bakar AS yang kuat mengimbangi kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara lain dapat melemahkan permintaan.
"Harga minyak reli setelah data ekonomi AS yang mengesankan mendorong optimisme untuk prospek permintaan minyak mentah yang membaik," kata Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analitik OANDA kepada Reuters. Moya juga mencatat bahwa OPEC tidak akan membiarkan penurunan harga minyak baru-baru ini berlanjut lebih jauh. Baca Juga: Turun Lima Hari Beruntun, Harga Emas Melemah 1,47% Sepekan Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu dan data periode sebelumnya direvisi turun tajam. Data ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja tetap ketat meskipun momentum melambat karena suku bunga yang lebih tinggi. Sekretaris Jenderal baru Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Haitham Al Ghais mengatakan kepada Reuters bahwa pembuat kebijakan, pembuat undang-undang dan investasi sektor minyak dan gas yang tidak mencukupi harus disalahkan atas harga energi yang tinggi, bukan OPEC. Pada pertemuan berikutnya pada bulan September, Al Ghais mengatakan OPEC+, yang mencakup pemasok minyak lainnya seperti Rusia, "dapat memangkas produksi jika perlu, kami dapat menambah produksi jika perlu. Itu semua tergantung pada bagaimana keadaan berlangsung." Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik 3% karena Data Stok AS Data Energy Information Administration (EIA) AS menunjukkan stok minyak mentah AS turun 7,1 juta barel dalam seminggu hingga 12 Agustus. Angkan ini jauh lebih besar ketimbang ekspektasi penurunan 275.000 barel, karena ekspor mencapai rekor 5 juta barel per hari (bph). Larangan oleh Uni Eropa pada ekspor minyak Rusia dapat secara dramatis memperketat pasokan dan menaikkan harga dalam beberapa bulan mendatang.