Naik tipis, harga CPO masih berada dalam tren bearish



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga kelapa sawit mentah alias crude palm oil (CPO) sulit tembus RM 2.200 per metrik ton. Alasan utamanya yaitu permasalahan perang dagang yang belum selesai.

Mengutip Bloomberg, Selasa (15/1) pukul 11.29 WIB harga CPO kontrak Maret 2019 di Malaysia Derivative Exchange naik 0,60% menjadi RM 2.149 per metrik ton dari yang sebelumnya RM 2.136 per metrik ton. Sementara dalam sepekan harga CPO harus anjlok 1,47%.

Analis Asia Trade Point Futures, Deddy Yusuf Siregar menuturkan bahwa faktor utama yang membuat harga CPO bergerak terbatas adalah ketidakpastian hasil perang dagang. Sementara ia menilai dari akhir tahun 2019 ke awal tahun baru ini, pergerakan harga CPO cenderung bearish.


“Meskipun ada kenaikan harga tetapi terbatas. Dan pergerakan ini karena tensi perang dagang Amerika Serikat dan China yang belum ada titik temunya. Selama belum ada kesepakatan akan berdampak ke harga komoditas, mata uang dan pasar saham juga,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (15/1).

Deddy juga melihat data cadangan CPO di Malaysia masih cukup berlimpah. Sementara permintaan belum menunjukkan arah positif. Sekedar informasi saja, pasokan CPO Malaysia pada Desember 2018 turun 2,1%. Sedangkan realisasi ekspor hanya naik tipis 0,58%. Alhasil, cadangan CPO Malaysia naik 6,9% menjadi 3,21 juta ton.

“Pasar pun mencermati hal-hal yang akan berdampak pada harga CPO. Kabarnya juga pembatasan bea impor CPO di India dibatalkan. Otomatis harga CPO diperkirakan sulit menyentuh level RM 2.200 per metrik ton,” imbuh Deddy.

Dia mengungkapkan kalaupun harga CPO hari ini naik, pergerakan harga tidak akan melampaui harga tertinggi pekan lalu. Deddy menyebut bahwa yang mampu mengerek harga CPO adalah ekspor minyak sawit ke China dan India. Deddy memperkirakan harga CPO bergerak di rentang RM 2.100-RM 2.170 per metrik ton besok. Sedangkan sepekan harga CPO bisa bergerak di rentang RM 2.200-RM 2.080 per metrik ton.

Secara teknikal, Deddy melihat harga CPO berada di atas garis moving average (MA) 50 dan MA 100. Namun di bawah garis MA 200 yang dalam jangka panjag harga bisa melorot lagi. Sementara indikator stochastic berada di area 70 yaitu menguat terbatas.

Sama halnya dengan indikator RSI di area 60 yang berpotensi menguat dan MACD di area positif. “Besok harga masih menguat tetapi dalam kurun waktu jangka panjang masih bearish,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati