JAKARTA. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengaku dirinya tak merisaukan nasib elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) terkait kenaikan BBM bersubsidi. Sebab baginya, kepentingan negara harus selalu dinomorsatukan. Saat dijumpai Kontan, seusai Konferensi Pers pengumuman Kenaikan BBM bersubsidi di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat, (21/6), Jakarta Pusat, Hatta menegaskan dirinya saat ini sama sekali tak memikirkan kepentingan PAN. Meskipun dirinya adalah Ketua Umum PAN, ia mengatakan dirinya hanya akan memikirkan kepentingan negara. "Saya hanya memikirkan negara, negara, dan negara," kata Hatta. Ketika didesak apakah dirinya merasa khawatir elektabilitas PAN akan merosot menghadapi pemilu 2014, mengingat kenaikan BBM adalah kebijakan yang sangat tidak populer di mata rakyat, Hatta hanya menjawab dirinya tak memikirkan hal itu. Ia kembali mengulang bahwa dirinya sebagai Menko Perekonomian, ia harus mengutamakan kepentingan negara. "Saya sebagai pejabat negara harus mengutamakan kepentingan negara," kata pria yang juga besan Presiden SBY tersebut. Nasib PAN sendiri dalam Pemilu 2014 masih jadi tanda tanya besar. Berdasarkan survei Indonesia Network Elections Survey (INES) terkait sikap pemilih terhadap elektabilitas partai politik pada pemilu 2014, elektabilitas PAN berada di urutan ke empat secara nasional dengan persentase 10,6 %. Posisi teratas ditempati Partai Golkar 19,7 %. Posisi kedua ditempati PDI-P dengan tingkat elektabilitas 18,5 %. Posisi ketiga diikuti oleh Gerindra 18,2%. Sedangkan partai Pemenang Pemilu 2009 Demokrat hanya sebesar 9,3%. Menurut Direktur Eksekutif INES Sudrajat Sacawisatra, survei bertajuk Elektabilitas Parpol dan Capres Jelang Pemilu 2014, Penghakiman Rakyat 'Siapa Menabur Akan Menuai' dilakukan pada 13-30 Maret 2013 lalu. Survei ini mengambil 6.000 responden dengan usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin error sebesar 2,9% dan tingkat kepercayaan 98 %.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Naikan BBM, Hatta tak risaukan nasib PAN
JAKARTA. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengaku dirinya tak merisaukan nasib elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) terkait kenaikan BBM bersubsidi. Sebab baginya, kepentingan negara harus selalu dinomorsatukan. Saat dijumpai Kontan, seusai Konferensi Pers pengumuman Kenaikan BBM bersubsidi di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat, (21/6), Jakarta Pusat, Hatta menegaskan dirinya saat ini sama sekali tak memikirkan kepentingan PAN. Meskipun dirinya adalah Ketua Umum PAN, ia mengatakan dirinya hanya akan memikirkan kepentingan negara. "Saya hanya memikirkan negara, negara, dan negara," kata Hatta. Ketika didesak apakah dirinya merasa khawatir elektabilitas PAN akan merosot menghadapi pemilu 2014, mengingat kenaikan BBM adalah kebijakan yang sangat tidak populer di mata rakyat, Hatta hanya menjawab dirinya tak memikirkan hal itu. Ia kembali mengulang bahwa dirinya sebagai Menko Perekonomian, ia harus mengutamakan kepentingan negara. "Saya sebagai pejabat negara harus mengutamakan kepentingan negara," kata pria yang juga besan Presiden SBY tersebut. Nasib PAN sendiri dalam Pemilu 2014 masih jadi tanda tanya besar. Berdasarkan survei Indonesia Network Elections Survey (INES) terkait sikap pemilih terhadap elektabilitas partai politik pada pemilu 2014, elektabilitas PAN berada di urutan ke empat secara nasional dengan persentase 10,6 %. Posisi teratas ditempati Partai Golkar 19,7 %. Posisi kedua ditempati PDI-P dengan tingkat elektabilitas 18,5 %. Posisi ketiga diikuti oleh Gerindra 18,2%. Sedangkan partai Pemenang Pemilu 2009 Demokrat hanya sebesar 9,3%. Menurut Direktur Eksekutif INES Sudrajat Sacawisatra, survei bertajuk Elektabilitas Parpol dan Capres Jelang Pemilu 2014, Penghakiman Rakyat 'Siapa Menabur Akan Menuai' dilakukan pada 13-30 Maret 2013 lalu. Survei ini mengambil 6.000 responden dengan usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin error sebesar 2,9% dan tingkat kepercayaan 98 %.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News