TOKYO. Masalah keuangan Jepang mulai merambah ke persoalan politik. Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda, menempuh perombakan kabinet sebagai upaya meraih dukungan oposisi dalam menaikkan pajak. Dari lima menteri yang diganti, dua di antaranya menghadapi kritik di parlemen. Noda memegang pemerintahan pada bulan September yang merupakan perdana menteri Jepang kelima dalam waktu lima tahun. Sayangnya, popularitas Noda terus menurun dilihat dari jajak pendapat. Dia mengusulkan kenaikan pajak dari posisi saat ini 5% untuk mengatasi utang nasional yang besar. Padahal, jumlah angkatan kerja menurun sejalan dengan meningkatnya kelompok lanjut usia sehingga anggaran untuk tunjangan sosial naik.
Pihak oposisi menentang kenaikan pajak dan bisa menggunakan suara mayoritas di majelis tinggi parlemen untuk menghadangnya. Kini Noda agaknya menawarkan konsesi politik dengan mengganti dua menteri untuk meraih dukungan oposisi. Dukungan publik menurun Kelompok oposisi memang sudah meminta agar Menteri Pertahanan, Yasuo Ichikawa dan Menteri Urusan Konsumen, Kenji Yamaoka, diberhentikan.