KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan naiknya harga minyak goreng Minyakita yang saat ini jauh dari harga eceran tertinggi (HET) disebabkan karena adanya kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah. "Ya kenaikan harga (Minyakita) akibat dari naiknya harga CPO," kata Ketua Gapki Eddy Martono saat dihubungi Kontan, Selasa (10/12). Adapun terkait kenaikan harga CPO, Gapki ungkap Eddy memprediksi akan berlangsung hingga akhir tahun 2024 atau maksimal pada kuartal I-2025 dengan level tertinggi menyentuh kisaran RM 5.000 per ton. Baca Juga: Harga Jauh di Atas HET, Bapanas Sebut Bulog Bakal Bantu Distribusi Minyakita "Kemungkinan sampai dengan akhir tahun ini (naik). November sudah naik karena supply berkurang karena produksi kurang, baik dari Indonesia maupun Malaysia, sementara permintaan naik," jelasnya. Hal senada juga diungkap Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), menurut Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga dalam dua bulan terakhir terjadi kenaikan harga CPO di pasar lokal sebesar 12,6%. "Harga CPO sebagai bahan baku minyak goreng, di bulan Oktober 2024 rata-rata ada di level Rp 14.094/kg. Dan kini di minggu pertama Desember, rata-rata harganya sudah mencapai Rp 15.864/kg," ungkap Sahat saat dihubungi Kontan, Selasa (10/12). Selain itu, Sahat mengatakan, kenaikan harga Minyakita ini terjadi juga karena disparitas harga yang menyebabkan seseorang memborong dan memanipulasi harga minyak.
Naiknya Harga CPO Memicu Lonjakan Harga MinyaKita
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan naiknya harga minyak goreng Minyakita yang saat ini jauh dari harga eceran tertinggi (HET) disebabkan karena adanya kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah. "Ya kenaikan harga (Minyakita) akibat dari naiknya harga CPO," kata Ketua Gapki Eddy Martono saat dihubungi Kontan, Selasa (10/12). Adapun terkait kenaikan harga CPO, Gapki ungkap Eddy memprediksi akan berlangsung hingga akhir tahun 2024 atau maksimal pada kuartal I-2025 dengan level tertinggi menyentuh kisaran RM 5.000 per ton. Baca Juga: Harga Jauh di Atas HET, Bapanas Sebut Bulog Bakal Bantu Distribusi Minyakita "Kemungkinan sampai dengan akhir tahun ini (naik). November sudah naik karena supply berkurang karena produksi kurang, baik dari Indonesia maupun Malaysia, sementara permintaan naik," jelasnya. Hal senada juga diungkap Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), menurut Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga dalam dua bulan terakhir terjadi kenaikan harga CPO di pasar lokal sebesar 12,6%. "Harga CPO sebagai bahan baku minyak goreng, di bulan Oktober 2024 rata-rata ada di level Rp 14.094/kg. Dan kini di minggu pertama Desember, rata-rata harganya sudah mencapai Rp 15.864/kg," ungkap Sahat saat dihubungi Kontan, Selasa (10/12). Selain itu, Sahat mengatakan, kenaikan harga Minyakita ini terjadi juga karena disparitas harga yang menyebabkan seseorang memborong dan memanipulasi harga minyak.