Naiknya penjualan mobil turut mengerek kinerja Astra Otoparts (AUTO)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten suku cadang otomotif PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) turut terdorong oleh membaiknya penjualan otomotif hingga Agustus 2021.

Wanny Wijaya, Direktur AUTO mengatakan, penjualan mobil di bulan Agustus 2021 ini merupakan rekor tertinggi selama penyelenggaraan relaksasi PPnBM yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Menurutnya, hal tersebut karena Agustus 2021 ini menjadi momentum terakhir pelaksanaan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 100%. "Naiknya nilai penjualan mobil yang secara tidak langsung juga berdampak kepada kami yang bergerak di industri komponen," ujar dia ketika dihubungi Kontan, Selasa (14/9).


Jika melihat dari data asosiasi, penjualan mobil Agustus 2021 naik 25% dibanding bulan Juli 2021 dan melonjak 123% dibanding Agustus tahun lalu.

Baca Juga: Analis rekomendasikan beli saham Adi Sarana Armada (ASSA), simak ulasannya

Meski demikian, Wanny bilang pandemi covid-19 yang masih berlanjut masih menjadi tantangan utama bagi semua sektor industri, tak terkecuali untuk AUTO. "Selain itu, kondisi perekonomian dan ketidakpastian yang terjadi menjadi tantangan lainnya yang kami hadapi," tambahnya.

Sembari mengoptimalkan kinerja, AUTO juga terus mencari peluang bisnis baru dengan melakukan berbagai inovasi. Di segmen perdagangan, AUTO juga meningkatkan perdagangan menggunakan astraotoshop.com atau transaksi menggunakan aplikasi agar customer tetap dapat menjangkau produk-produk AUTO tanpa perlu keluar rumah.

Selain itu, pada segmen manufaktur emiten ini juga terus mengimplementasikan program efisiensi biaya untuk mencapai target penjualan dan kinerja yang lebih baik.

Berdasarkan laporan keuangan semester I 2021, AUTO mencatat pendapatan sebesar Rp 7,15 triliun meningkat 26,5% dibandingkan dengan semester I-2020 sebesar Rp 5,65 triliun.

Baca Juga: Gunung Raja Paksi (GGRP) berhasil mencetak laba di semester I 2022

AUTO juga berhasil membalikkan posisi rugi pada laba atas entitas dan ventura bersama setelah pajak menjadi untung Rp 237,47 miliar dari posisi rugi Rp 206,13 miliar pada semester I tahun lalu.

Dengan demikian, laba periode berjalan perseroan menjadi Rp 273,12 miliar dari posisi rugi periode berjalan Rp 336,7 miliar. Alhasil, bottom line berbalik menjadi laba sebesar Rp 267,06 miliar dari posisi rugi Rp 298,19 miliar.

Selanjutnya: Anak usaha Solusi Sinergi Digital (WIFI) raih pembiayaan Rp 256,5 miliar dari BNI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi