Najua ingin mengepakkan sayap ke Australia (3)



Bermula dari merogoh kocek sendiri sebesar Rp 5 juta untuk modal usaha, bisnis busana muslim Najua Yanti terus berkembang. Tak hanya ingin memperbesar pasar lokal, dia juga berencana melebarkan sayap bisnisnya ke luar negeri. Australia menjadi Najua Yanti memulai usaha merancang busana pada tahun 2000 dengan bermodalkan uang Rp 5 juta. Duit ini untuk membeli berbagai perlengkapan menjahit. Kini, bisnisnya sudah berkembang cukup pesat. Ibu tiga putra ini mengatakan, omzet usahanya minimal sudah mencapai 20 kali lipat dari modal awalnya. Dari hanya menerima pesanan dua busana muslim, saat ini Najua sudah rutin memproduksi busana muslim. Sekitar 100 hingga 200 potong busana muslim dapat diproduksinya saban bulan. Harga jual busana muslim tersebut mulai dari Rp 225.000 hingga Rp 20 juta per potong. Sayangnya, lantaran berusaha rendah hati, dia tidak bersedia mengungkapkan omzet penjualannya saban bulan pada saat ini. Tapi, jika dihitung-hitung dari gambaran yang diberikan tadi, omzetnya bisa mencapai Rp 100 juta sebulan. Bahkan, nilainya bisa lebih dari itu.

Tentu saja, perjalanan usahanya sejak 10 tahun silam itu tidak selalu berjalan mulus. Banyak rintangan dan hambatan yang dia hadapi. Misalnya, kendala penurunan penjualan. Pasalnya, beberapa tempat yang selama ini jadi langganan penitipan busana muslimnya mengalami penurunan pengunjung. Tak hanya itu, beberapa karyawan di tempat usahanya terkadang sulit diatur. Tapi, beberapa kendala itu tidak terlalu memberatkan dan bisa dia lalui. Kendala lain, "Penjiplakan, itulah yang paling sering saya alami," kata perempuan kelahiran Jakarta, 38 tahun silam itu. Pada suatu ketika, beberapa model baju muslimnya difoto untuk diperbanyak. Ternyata, belum sempat memperbanyak busana muslim buatannya itu, selang beberapa hari kemudian terjadi penjiplakan. Dia menemukan ada beberapa model baju yang mirip dengan miliknya ketika berjalan-jalan ke pasar Tanah Abang, Jakarta. Meski begitu, dia tidak bisa berbuat banyak. Najua hanya mengambil hikmahnya dengan berupaya lebih kreatif lagi membuat desain busana muslim yang baru. "Siapa yang mau disalahkan kalau begini," ujar Najua. Agar kreativitasnya terus terasah, dia kerap berpergian ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Tujuannya mencari inspirasi rancangan busana. Lantaran semakin sering bepergian, travelling menjadi hobinya selain melukis dan merancang baju. Misalnya, ketika bepergian ke kota yang memiliki hamparan gurun pasir yang luas, Najua menerapkan bentuk lapisan-lapisan gurun pasir itu ke dalam potongan busana muslimnya. Model busana yang dinamainya Sahara ini ditampilkan di peragaan busana pada ajang Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) di Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading, Jakarta Utara, beberapa bulan lalu. Pada peragaan busana muslim sebelumnya, Najua menampilkan koleksi baju muslim bertajuk La Bella Etnika. Ide koleksi busana muslim ini berasal dari gaya berbusana Frida Kahlo. Yaitu, pelukis wanita asal Meksiko yang bergaya gipsi latin dengan kesan cerah, artistik, sekaligus romantis. Dengan menggabungkan dua budaya antara Indonesia dan Latin, Najua mengombinasikan batik dan tenun ikat dipadu dengan gaya Mexican coyoacan yang berwarna gelap. Cayenne red, turqouis, hijau tua, dan hitam dijadikan sebagai ornamen. Memang, inspirasi model busana muslimnya banyak diperoleh dari kekayaan budaya bangsa lain. Namun, secara garis rancang Najua menciptakan busana muslim bergaya etnik kontemporer. Aksesori-aksesori berupa kalung dan gelang etnik kerap memperkaya dan mempertegas rancangannya.

Berbagai peragaan busana bisa diikuti karena dia telah bergabung dengan Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMIMI) sejak tahun lalu. "Ini menjadi salah satu cara untuk memperluas jaringan bisnis," ucapnya. Ke depan, selain memantapkan bisnis busana muslim di dalam negeri, Najua juga berencana mengembangkan pasar di Melbourne, Australia. Pertimbangannya, di sana cukup banyak warga muslim tapi belum banyak pemain di usaha tersebut. "Awalnya mungkin saya akan fokus membuat baju pengantin muslim di Australia nanti," ujar Najua. (Selesai).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Adi