Najua sukses merancang busana muslim eksklusif (1)



TAK ada salahnya mencoba mengembangkan ketertarikan atau hobi terhadap suatu bidang yang disukai. Bisa jadi hal itu menjadi salah satu jalan untuk mencapai kesuksesan karier dan usaha di kemudian hari nanti. Pernyataan itu tak sekadar kalimat klise. Paling tidak bagi Najua Yanti. Wanita berusia 38 tahun ini telah sukses menapaki karier sebagai salah satu perancang busana muslim yang cukup ternama di Indonesia. Sejak kecil, dia memiliki hobi melukis di atas kanvas. Kebiasaan ini telah merangsang perkembangan kreativitasnya selangkah lebih maju daripada teman sebayanya. Selain melukis, dia tertarik dengan bidang jahit-menjahit. Dari dua hobi yang ditekuninya itu, Najua remaja yang kala itu masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, sudah bisa membuat busana untuk dipakainya sendiri. Dengan terampil, dia mengkreasikan blus biasa menjadi busana yang lebih menarik. Blus itu diberi tambahan ornamen-ormanen, seperti kancing atau payet. Kegiatan ini terus berjalan hingga dia beranjak dewasa. Orang semakin banyak yang memuji pakaian yang dikenakannya, yang notabene adalah buatan sendiri. Sedikit demi sedikit, Najua membuatkan baju bagi teman atau para kenalannya. Usaha ini terus berkembang. Apalagi, Najua mulai sering mengikuti perlombaan desain busaha muslim. Banyak media massa yang mempublikasikan busana buatannya, sehingga masyarakat makin mengenal karyanya. Pada 2005, Najua membuka butik busana muslim bernama Najua, Moslem's Beauty Inspire. Tak hanya membuat busana muslim siap pakai, dia juga membuat busana muslim eksklusif dalam jumlah terbatas, serta busana pengantin muslim. Ia melabeli busana muslimnya dengan namanya sendiri, Najua. Untuk busana muslim siap pakai, dia memasang label Najua Basic. Sementara, untuk busana pengantin muslim berlabel Najua Bride. Tak hanya menjajakan berbagai model busana muslim trendi bergaris rancang etnik kontemporer di butiknya, busana muslim buatan Najua bisa dibeli di berbagai pusat perbelanjaan. Seperti, Pasaraya dan Sarinah di Jakarta. "Ke depan, mungkin akan masuk ke Sogo dan Metro Department Store," katanya. Maklum, dia menyasar target pasar kalangan menengah atas. Untuk itu, dia sengaja tak memproduksi massal busana muslim itu. Tiap bulan, kapasitas produksi busana muslimnya sekitar 100-200 potong. Untuk desain baju muslim siap pakai, dia hanya membuat 20 potong baju untuk satu desain. Harga Rp 225.000 hingga Rp 1,2 juta. Harga busana muslim eksklusif sekitar Rp 1 juta-Rp 2,5 juta. Ia hanya membuat tiga potong untuk satu model busana eksklusif. Untuk busana pengantin muslim, harganya Rp 5 juta-Rp 20 juta per potong. Awalnya, Najua cukup idealis terhadap ide rancangannya. Kini, ia mulai mengikuti permintaan pasar, meski tetap tidak meninggalkan garis rancang yang sudah menjadi ciri khasnya sejak memulai usaha tahun 2000. Semula, busana berbau etniknya masih terlalu ramai aksesori sehingga busananya terkesan agak kurang simpel. Kini, dia bisa menyesuaikan diri dengan keinginan masyarakat. Caranya dengan tidak terlalu banyak memasukkan unsur etnik di dalam rancangan busananya. Gaya busana Najua terkini tidak sederhana, namun tidak begitu rumit dipakai di badan. Memang, setiap perancang busana harus memiliki gaya rancangan sendiri-sendiri. "Ternyata pasar menyerap gaya rancangan saya," imbuhnya. Ia sering melakukan pagelaran busana bersama sejumlah perancang busana muslim Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI). Misalnya ketika menyambut Hari Raya Idul Fitri pada tahun lalu sekaligus mendukung pencanangan tahun ekonomi kreatif oleh pemerintah. Saat itu, dia menampilkan koleksi busana bertema Bella la Violetta. Koleksi ini terinspirasi dari keindahan bunga-bunga bergaya romantik artistik menggunakan bahan crepe, chiffon, dan katun, dengan mengadaptasi gaya latin dan gipsi. (Bersambung) Rizki Caturini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi