JAKARTA. Kandidat nama-nama calon keanggotaan Badan Pengelola (BP) Batam mulai mengerucut. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjanjikan, dalam dua hingga hari ini akan mengumumkan sturktur keanggotaan dari BP Batam tersebut. Meski masih menutup rapat nama-nama anggota BP Batam tersebut, namun Darmin menjamin bila seluruhnya berasal dari kalangan profesional. "Semua profesional, tetapi tunggu saja dua hingga tuga hari," kata Darmin, kemarin. Struktur keanggotaan dari BP Batam itu terdiri dari tujuh orang, yang terdiri dari ketua, wakil ketua, serta lima orang merupakan anggota. Struktur ini tidak jauh berbeda dengan badan yang ada sekarang.
Opersionalnya BP Batam nanti juga akan didampingi oleh tim teknis. Bila, dalam BP Batam keanggotannya berasal dari kalangan profesional, untuk tim teknis merupakan perwakilan dari beberapa kementerian yang berkaitan, seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Kauangan. Dalam masa transisi yakni merubah struktur Batam dari Free Trade Zone (FTZ) menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pemerintah juga tengah mempersiapkan untuk melakukan audit secara komprehensif dari sisi keuangan dan operasional dari badan pengelola Batam saat ini. Ketua Pansus Pengembangan Kawasan Batam DPRD Kepulauan Riau (Kepri) Taba Iskandar mengatakan, pemerintah sudah memutuskan nama-nama pejabat BP Batam yang baru. Meski enggan merinci, Taba bilang salah satu nama yang masuk dalam susunan keanggotaan BP Batam adalah mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemdag) Hatanto Reksodiputro. Sebelumnya, Diretur Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Eny Sri Hartati mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah pemerintah untuk merestrukturisasi pengelolaan Batam. Pihaknya juga mendesak agar pengurus BP Batam tidak memiliki muatan politik. "Pengelola BP Batam yang dipilih haruslah sosok yang mengerti mengenai seluk beluk kawasan ekonomi," kata Eny. Hal tersebut penting lantaran investor membutuhkan orang-orang yang dapat diandalkan dalam menyelesaikan persoalan dibidang usaha. Setidaknya ada tiga sektor yang menjadi sasaran investasi pasca perubahan status Batam menjadi KEK. Diantaranya adalah industri perawatan dan perbaikan pesawat atau maintenance, repair and overhaul (MRO), galangan kapal, serta jasa dibidang perfilman. Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan, beberapa alasan mengapa tiga sektor investasi tersebut perlu dikembangkan di Batam adalah. Pertama, Singapura sudah jadi hub untuk perusahaan airlines. "Airlines itu membutuhkan MRO. Maintenance Repair Overhaul dan itu cukup padat karya," kata Thomas, kemarin. Dengan terbatas lahan di Singapura, maka Batam menjadi potensial untuk dibangun fasilitas penunjang tersebut. Kedua, sebanyak 70% off shore rig untuk Migas dengan teknologi tinggi dan berbiaya tinggi dibangun di singapura. Dengan wilayah yang berdekatan, maka Batam dapat menjadi lokasi alternatif dalam pengembangan bisnis tersebut. Sehingga industri galangan kapal menjadi prospektif. Ketiga, Singapura saat ini mulai mengembangkan industri kreatif. Perusahaan perfilman kelas wahid seperti Lucas Film memiliki kantor regional di negeri Singa itu. Produksi film membutuhkan lahan dan tenaga kerja yang cukup banyak. Karena itu untuk memenuhinya dapat dikembangkan di Batam. Thomas yakin, dengan perubahan status ini Batam akan cepat berkembang. Pasalnya, bila hanya bertahan dengan FTZ saja ini akan ketinggal. FTZ hanya memberikan insentif berupa pembebasan tarif bea masuk. Namun, KEK insentif yang diberikan lebih banyak dari sisi fiskal. FTZ juga dinilai sudah terlalu kuno ditengah perkembangan ekonomi dunia. Saat ini, rata-rata tarif pajak yang dikenakan oleh negara-negara hanya dikisaran 5%. Ini jauh menurun bila dibandingkan 30 tahun yang lalu karena dapat mencapai 70%.
Berkembangnya industri di kawasan Batam tersebut tidak dapat dilepaskan dari Singapura dan Malaysia. Oleh karenanya, perlu adanya insentif khusus yang diberikan kepada investor agar tertarik masuk. "Konversi Batam dari FTZ ke KEK adalah untuk meningkatkan daya tarik, dengan demikian juga daya saing Batam," kata Thomas. Catatan saja, beberapa insentif tambahan bagi perusahaan yang berinvestasi di KEK antara lain kemudahan fasilitas berusaha seperti tax holiday dan tax alowance. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia