Nantikan Data Ekonomi AS, Rupiah Berpotensi Datar Pada Kamis (28/8)



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kurs rupiah berbalik menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Rabu (28/8). Mata uang garuda berpotensi datar di perdagangan Kamis (29/8), karena investor menantikan data terbaru ekonomi AS.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, penguatan rupiah terjadi karena pada dasarnya dolar AS sedang melemah sejak pertengahan bulan Juli lalu. Turunnya dolar AS masih berkaitan dengan data-data ekonomi Amerika yang cenderung melemah, sehingga memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga.

Sutopo menjelaskan, indeks dolar diperdagangkan di sekitar 100,6 pada hari Rabu (28/8), mendekati level terendah sejak Juli 2023. Kemerosotan dolar ini seiring prospek pemotongan suku bunga Federal Reserve (The Fed), sehingga terus menekan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.


Pasar memperkirakan sekitar sepertiga peluang bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada bulan September 2024, dengan lebih dari 100 bps dalam total pelonggaran yang terlihat bakal dilakukan tahun ini.

“Harapan pemangkasan suku bunga diperkuat oleh pernyataan dovish dari pejabat Fed yang memperingatkan tentang meningkatnya risiko terhadap pasar tenaga kerja, sambil mengisyaratkan keyakinan bahwa inflasi akan kembali ke target,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (28/8).

Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,47% ke Rp 15.422 Per Dolar AS Pada Rabu (28/8)

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, kurs rupiah menguat sejalan dengan penguatan pasar saham domestik. Hal itu tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,80% secara harian ke level 7.659.

“Kenaikan IHSG didukung oleh sektor bahan dasar, energi, dan properti,” ucap Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (28/8).

Josua memperkirakan rupiah akan bergerak datar atau sideways pada perdagangan Kamis (29/8). Proyeksi ini mengingat investor masih akan menunggu data Produk Domestik Bruto (PDB) dan Price Consumption Expenditure (PCE) Amerika di hari Jumat mendatang.

Sutopo menambahkan, selain menantikan laporan indeks harga PCE di akhir pekan, investor juga menantikan klaim pengangguran awal terbaru untuk kejelasan lebih lanjut tentang jalur suku bunga.

Namun penurunan dolar AS kemungkinan mulai terbatas karena telah mendekati angka psikologis di level 100 yang pada umumnya akan menarik bagi orang untuk membeli dolar kembali. Aksi pembelian dolar ini berpotensi terjadi pada bulan September.

“Di samping itu, saya pikir mungkin pemangkasan bunga bisa saja ditunda sampai selesai pemilu, karena mereka (the Fed) mungkin tidak mau menciptakan ketidakpastian,” imbuh Sutopo.

Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,21% ke Rp 15.476 Per Dolar AS Pada Rabu (28/8)

Sutopo memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.400 – Rp 15.500 per dolar AS di perdagangan Kamis (29/8). Sedangkan, Josua memproyeksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.375 – Rp 15.475 per dolar AS pada Jumat (29/8).

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (28/8), rupiah spot berada di posisi Rp 15.422 per dolar AS yang menguat sekitar 0,47% dari sehari sebelumnya. Tren positif ini juga terjadi pada rupiah Jisdor Bank Indonesia yang berada di posisi Rp 15.476 per dolar AS atau menguat 0,21% dari posisi kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat