KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) ditutup pada zona merah dengan pelemahan 0,76% atau 52,41 poin ke level 6.863,30, Selasa (2/5). Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan, IHSG secara teknikal berpeluang menguat dalam jangka pendek dengan area
support pada level 6.735 dan
resistance pada level 6.971. “Kami perkirakan untuk sentimen
wait and see para pelaku pasar akan adanya FOMC Meeting dan juga meningkatnya kekhawatiran akan sektor keuangan di AS setelah kejatuhan First Republic Bank yang akan berimbas ke perekonomian AS,” kata Herditya.
Herditya juga melihat pergerakan harga komoditas juga akan mempengaruhi emiten-emiten di IHSG.
Baca Juga: Reksadana Saham Cetak Return Tertinggi Selama Bulan April 2023 Sementara Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengatakan pelemahan IHSG pada Selasa (2/5) dapat diartikan sebagai aksi
profit taking di
overbought area setelah membentuk
gap up pada Rabu (26/4). Selain faktor teknikal, aksi
profit taking dapat dipicu oleh antisipasi pasar terhadap rilis sejumlah data penting di pekan ini.
Pertama adalah perkiraan perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke 4,95% YoY pada kuartal pertama 2023 dari 5,01% YoY di kuartal keempat 2022. Menurut Rio, hal ini membangun kekhawatiran bahwa peningkatan konsumsi domestik belum mampu mengimbangi dampak negatif dari pelemahan harga komoditas di kuartal pertama 2023. “Akan tetapi, tren penurunan inflasi dalam enam bulan terakhir menjaga
outlook positif konsumsi di Indonesia,” terang Rio. Sebagai informasi, Inflasi di Indonesia turun ke 4,33% YoY pada April 2023 dari 4,97% pada Maret 2023.
Baca Juga: IHSG Turun 0,76% ke 6.863 Hingga Tutup Pasar Saham Selasa (2/5) Kemudian sentimen
kedua adalah faktor eksternal yang datang dari antisipasi para pelaku pasar atas rilis hasil FOMC The Fed. The Fed diperkirakan menjaga kenaikan suku bunga acuan di 25 bps dalam FOMC tersebut. Dengan itu, Rio memperkirakan IHSG pada Rabu (3/5) akan bergerak pada area
support di level 6.820 dan
resistance di level 6.900. Senada dengan Rio, Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya memprediksi para pelaku pasar akan bersikap
risk off alias menghindari risiko menantikan esok dan lusa terkait pertemuan FOMC yang sangat penting dalam sejarah ekonomi AS. “Keputusannya akan sangat signifikan mengingat kondisi ekonomi AS yang masih baru pulih pasca pandemi. Namun The Fed perlu membuat keputusan untuk mengendalikan inflasi tinggi sambil dibayangi resesi ekonomi,” ujar Cheril.
Baca Juga: Bursa Asia Mayoritas Naik pada Selasa (2/5), Investor Fokus ke Pertemuan Bank Sentral Berdasarkan survei, Cheril memaparkan bahwa 85% suara memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 bps. Secara harga, indikator stochastic menunjukkan
death cross pada IHSG sehingga ada potensi pelemahan di esok hari dengan
range support pada level 6.750 dan
resistance pada level 6.870 Untuk itu, Herditya merekomendasikan investor untuk mencermati saham
TOWR,
TBLA, dan
AUTO. Rio merekomendasikan pelaku pasar untuk mencermati peluang
buy on support pada
TLKM,
BBCA,
MDKA,
ANTM,
DSNG,
BBTN, dan
SIDO.
Baca Juga: IHSG Turun, Ada Net Buy Asing di Saham BMRI, ASII, MDKA Hari Ini (2/5) Sementara saham pilihan Cheril antara lain: 1.
INCO Rekomendasi:
Sell on strength (evening star) 2.
JSMR Uptrend, breakout resistance Rekomendasi
Buy: Rp 3.320-Rp 3.330 Target harga: Rp 3.450
Stop loss: Rp 3.280
3.
CLEO Breakout resistance, MACD menguat Rekomendasi
Buy: Rp 515-Rp 520 Target harga: Rp 560
Stop loss: Rp 490 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati