KONTAN.CO.ID - JAYAPURA. TERDAKWA kasus korupsi Lukas Enembe pernah menjadi sorotan publik karena pergi ke Papua Nugini secara ilegal pada 2021. Lukas Enembe yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur Papua melewati jalan tikus atau jalan setapak di Kampung Mosso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua. Jurnalis Kompas.com Achmad Nasrudin Yahya berkesempatan menyusuri jalan tikus tersebut bersama rombongan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) dan pengelola Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Jumat (17/11/2023).
"Ini jalan yang pernah dilewati Lukas Enembe (saat pergi ke Papua Nugini secara ilegal)," kata Kepala PLBN Skouw Mathilda Pusung. Jalan tikus yang dilewati Lukas Enembe tak jauh dari Kantor PLBN Skouw. Jaraknya sekitar 100 meter dari gerbang utama PLBN Skouw, atau sekitar 20 meter dari Pos Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini.
Baca Juga: Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe Dihukum Bayar Uang Pengganti Rp 19,6 Miliar Kendati disebut jalan tikus, jalan ini nyatanya cukup lebar. Lebarnya sekitar tiga meter dan bisa dilewati mobil. Jalan tikus ini tak diaspal. Permukaan jalan tersebut hanyalah batu yang disusun berjejer dan tanah yang ditumbuhi rumput liar. Sisi kanan kiri di sepanjang jalan didominasi semak belukar. Ada juga gubuk yang berdiri di tepi jalan. Gubuk itu merupakan pos penjagaan. Di depan pos tersebut, terdapat sebuah portal berpelat baja. Portal sengaja dipasang sebagai penanda bahwa jalan tikus itu sudah ditutup. Portal tersebut hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari Kampung Wutung, Papua Nugini. Jalan ini ditutup untuk putus akses pelintas ilegal dan narkoba.
Baca Juga: Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe Divonis 8 Tahun Penjara Jalan tikus ini ditutup tak lama setelah dilewati mantan Gubernur Papua Lukas Enembe yang pergi ke Papua Nugini secara ilegal pada 2021 Petugas PLBN Skouw menutup jalan tikus ini tak lama setelah Enembe melintas secara ilegal. Tujuannya tak lain untuk menutup akses para pelintas yang keluar masuk dua negara secara ilegal. Selain itu, jalan ditutup untuk menutup ruang gerak para pengedar ganja dari Papua Nugini yang masuk ke Indonesia melalui Kampung Mosso. Meski demikian, nyatanya rantai peredaran narkoba belum benar-benar terputus. Diteriaki anak pemimpin adat PLBN Skouw sebenarnya tak asal menutup jalan tikus ini secara sepihak. PLBN Skouw bersama TNI-Polri telah bersepakat dengan ondoafi, sebutan bagi pemimpin adat, untuk menutup jalan tikus itu.
Namun, nyatanya penutupan jalan tikus belum bisa diterima sejumlah pihak. Salah satunya anak ondoafi. Saat rombongan BNPP menyusuri jalan tikus, tiba-tiba seorang pria datang menggunakan motor. Pria tersebut marah-marah dan meneriaki rombongan BNPP dengan bahasa Papua Nugini. Pria itu tampak emosi. Dia menunjuk Mathilda yang menghampirinya perlahan. "No, no, no problem," kata Mathilda menenangkan pria tersebut. Setelah puas meneriaki rombongan, pria yang mengenakan kaus putih itu langsung tancap gas menggunakan motornya. Pria tersebut tak lain adalah putra ondoafi.
Baca Juga: KPM Duga Lukas Enembe Bawa Uang Puluhan Miliar ke Luar Negeri Pria itu tak setuju jalan tikus ditutup, meski orangtuanya sudah bersepakat dengan pengelola PLBN Skouw. Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris BNPP Robert Simbolon, yang ikut dalam rombongan, menyatakan bahwa hal tersebut merupakan tantangan bagi pengelola PLBN.
BNPP dan pengelola PLBN Skouw akan terus membangun komunikasi agar tak ada lagi pihak-pihak yang memprotes penutupan jalan tikus. "Saya dapat informasi, yang bersangkutan anak dari ondoafi ini. Sementara ayahnya sudah setuju (jalan ditutup). Ini ada persoalan domestik, internal keluarga. Ini tantangan baru untuk terus membangun komunikasi," ujar Robert. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyusuri Jalan Tikus yang Dilewati Lukas Enembe ke Papua Nugini...", Klik untuk baca:
https://regional.kompas.com/read/2023/11/18/06554341/menyusuri-jalan-tikus-yang-dilewati-lukas-enembe-ke-papua-nugini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar