JAKARTA. Sejak diluncurkan pada Oktober 2013, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan sosialisasi manfaatkan produk asuransi mikro sebagai instrumen perlindungan tingkat pertama. Maklum, angka penetrasi asuransi di dalam negeri masih rendah. Meski perkembangannya belum begitu menggembirakan, pertumbuhan asuransi mikro semakin positif yang ditandai dengan bertambahnya jumlah peserta. Mohammad Amin, Kepala Bagian pada Direktorat IKNB Syariah OJK menyebutkan, jumlah tertanggung asuransi mikro hingga triwulan III-2016 tercatat 26.852.687 peserta, naik dibanding periode sama tahun lalu yang sebanyak 17.452.632 peserta. "Tahun ini ada kenaikan 53,9% dibanding tahun sebelumnya," katanya kepada KONTAN, Senin (21/11). Capaian ini patut diaprsiasi sebab tantangan dalam literasi asuransi terhadap masyarakat masih berat. Merujuk survei OJK pada 2013, hanya 17,8% masyarakat yang memiliki pemahaman dengan baik tentang asuransi. Sedangkan berdasarkan laporan Bank Dunia 2014 yang melakukan kunjungan ke lebih dari 100 kelompok komunitas di berbagai wilayah di Indonesia menemukan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah sangat rentan terhadap berbagai risiko dalam kehidupan.
Nasabah asuransi mikro naik 53,9%
JAKARTA. Sejak diluncurkan pada Oktober 2013, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan sosialisasi manfaatkan produk asuransi mikro sebagai instrumen perlindungan tingkat pertama. Maklum, angka penetrasi asuransi di dalam negeri masih rendah. Meski perkembangannya belum begitu menggembirakan, pertumbuhan asuransi mikro semakin positif yang ditandai dengan bertambahnya jumlah peserta. Mohammad Amin, Kepala Bagian pada Direktorat IKNB Syariah OJK menyebutkan, jumlah tertanggung asuransi mikro hingga triwulan III-2016 tercatat 26.852.687 peserta, naik dibanding periode sama tahun lalu yang sebanyak 17.452.632 peserta. "Tahun ini ada kenaikan 53,9% dibanding tahun sebelumnya," katanya kepada KONTAN, Senin (21/11). Capaian ini patut diaprsiasi sebab tantangan dalam literasi asuransi terhadap masyarakat masih berat. Merujuk survei OJK pada 2013, hanya 17,8% masyarakat yang memiliki pemahaman dengan baik tentang asuransi. Sedangkan berdasarkan laporan Bank Dunia 2014 yang melakukan kunjungan ke lebih dari 100 kelompok komunitas di berbagai wilayah di Indonesia menemukan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah sangat rentan terhadap berbagai risiko dalam kehidupan.