JAKARTA. Bisnis wealth management memang menjanjikan. Dana kelolaannya selalu berhasil tumbuh di atas 20% per tahun. Jumlah orang super kaya yang belum tersentuh layanan perbankan ini juga masih besar. Namun demikian, bukan berarti kualitas pengelolaan dana lebih maju dari sebelumnya. Sejauh ini, nasabah kita masih konservatif dalam memilih produk investasi. Pilihannya hanya berkutat di deposito, obligasi ritel, sukuk dan reksadana. Mereka kurang meminati produk yang agresif seperti saham. Menurut Noviana C. Purnamasari, VP Emerald & Affluent Segment PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), ini disebabkan sebagian besar nasabah berusia 50 tahun ke atas. "Mereka lebih bermain aman dalam mengelola aset," kata Noviana, seusai peresmian BNI Emerald di pusat perbelanjaan FX Lifestyle, Jakarta, Rabu (23/11). Sikap hati-hati mereka ini makin menjadi-jadi saat ketidakpastian menyelimuti perekonomian global.
Nasabah kaya cenderung main aman
JAKARTA. Bisnis wealth management memang menjanjikan. Dana kelolaannya selalu berhasil tumbuh di atas 20% per tahun. Jumlah orang super kaya yang belum tersentuh layanan perbankan ini juga masih besar. Namun demikian, bukan berarti kualitas pengelolaan dana lebih maju dari sebelumnya. Sejauh ini, nasabah kita masih konservatif dalam memilih produk investasi. Pilihannya hanya berkutat di deposito, obligasi ritel, sukuk dan reksadana. Mereka kurang meminati produk yang agresif seperti saham. Menurut Noviana C. Purnamasari, VP Emerald & Affluent Segment PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), ini disebabkan sebagian besar nasabah berusia 50 tahun ke atas. "Mereka lebih bermain aman dalam mengelola aset," kata Noviana, seusai peresmian BNI Emerald di pusat perbelanjaan FX Lifestyle, Jakarta, Rabu (23/11). Sikap hati-hati mereka ini makin menjadi-jadi saat ketidakpastian menyelimuti perekonomian global.