Nasabah tajir Commonwealth Bank mulai agresif koleksi produk investasi, ini alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nasabah tajir Commonwealth Bank mulai agresif memindahkan dana dari deposito ke produk investasi seperti reksadana dan obligasi. Chief of Retail & SME Business Commonwealth Bank Ivan Jaya bilang, hal tersebut terjadi seiring dengan membaiknya penanganan Covid-19. 

Terlebih, rencana pengetatan kebijakan atau tapering off dari Federal Reserve yang melunak alias dovish. Ini menjadi angin segar bagi produk investasi di tanah air.

“Di tengah likuiditas yang cukup tinggi ini dan suku bunga acuan yang berada dalam level yang rendah, tingkat suku bunga deposito juga mengikuti turunnya suku bunga acuan. Hal tersebut membuat para nasabah memilih untuk menyimpan dananya pada produk investasi yang menawarkan imbal hasil lebih menarik,” jelas Ivan kepada Kontan.co.id pada Senin (7/9).


Ia memperkirakan kondisi suku bunga simpanan landai, masih akan bertahan hingga akhir tahun. Ia optimis pertumbuhan simpanan di atas Rp 5 miliar masih akan tumbuh, namun ada nasabah yang ingin mendapatkan imbal hasil yang lebih baik dibandingkan tabungan dan deposito melalui instrumen investasi lain. 

Baca Juga: Simpanan nasabah tajir di Bank BCA naik 18,3% per Juni

“Ataupun dengan membaiknya mobilitas seiring dengan rate vaksinasi Covid-19 yang makin tinggi dimana diharapkan banyak nasabah mulai melakukan ekspansi bisnis. Sejauh ini belum ada tanda-tanda perubahan suku bunga acuan yang lebih tinggi,” paparnya. 

Ia menyebut likuiditas di perbankan juga masih berlimpah dan belum ada urgensi untuk menaikkan suku bunga simpanan Bank untuk saat ini. Meski demikian, ia berharap terjadi peningkatan volume dan nilai dana kelolaan nasabah tajir pada paruh kedua tahun ini.

Asal tahu saja, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatatkan simpanan tier dengan saldo di atas Rp 5 miliar tumbuh paling tinggi, naik 14,8% yoy menjadi Rp 3.488 triliun di Juli 2021. Jumlah rekeningnya pun naik 8,3% yoy menjadi 113.856 entitas. Simpanan nasabah super tajir ini berkontribusi 49,6% terhadap nilai total dana pihak ketiga (DPK) perbankan.

Selanjutnya: Rekor tertinggi, cadangan devisa Agustus 2021 meroket ke US$ 144,8 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari