Nasdaq dan S&P 500 mencetak rekor tertinggi di tengah harapan kesepakatan dagang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street masih mencetak kenaikan meski hanya tipis-tipis. Indeks S&P dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi pada Senin (29/4). 

Indeks S&P 500 menguat 0,11% ke 2.943,03. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,19% ke 8.161,85. Dow Jones Industrial Average menguat tipis 0,04% ke 26.554,39.

Indeks S&P 500 telah naik 17% sejak awal tahun. Nasdaq bahkan melonjak 23,01% pada periode yang sama. Sedangkan Dow Jones menguat 13,83% sejak akhir Desember 2018.


Harapan akan berakhirnya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, rilis kinerja emiten yang positif, serta Federal Reserve yang dovish menjadi penyulut kenaikan pasar saham tahun ini.

"Sentimen positif tersebut menyebabkan tekanan untuk membawa lebih banyak pembeli. Berita hari ini pun menepis kekhawatiran sehingga bear menjadi tidak terlalu bearish," kata Jim Paulsen, chief investment strategist The Leuthold Group kepada Reuters.

Data Departemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa belanja konsumen bulan Maret naik dengan laju tercepat dalam 9,5 tahun terakhir. Tapi, inflasi inti year on year berada di level terendah dalam 14 bulan terakhir. Inflasi yang mereda ini menjadi pendukung The Fed untuk menahan kenaikan suku bunga tahun ini.

Dari perang dagang, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa putaran pembicaraan dagang antara AS dan China terakhir kemungkinan akan meneken kesepakatan dagang. Selasa (30/4) sejumlah negosiator AS akan terbang ke China untuk menyelesaikan detail kesepakatan.

"Kenaikan pasar saham jelas karena pemerintah terus menunjukkan sinyal bahwa kesepakatan dagang sudah dekat. Orang tidak ingin melewatkan harapan rally dari kabar tersebut," kata Rick Meckler, partner Cherry Lane Investment.

Hari ini hingga besok, The Fed akan menggelar pertemuan yang diharapkan bisa memancarkan sinyal pergerkan suku bunga selanjutnya.

Sementara kinerja emiten masih bermunculan pekan ini. Senin, Alphabet Inc mengumumkan kinerja yang lebih rendah daripada target Wall Street. Harga saham induk usaha Google ini turun 1,5% pada penutupan perdagangan. Selasa, Apple Inc akan merilis kinerja.

Analis kini memperkirakan bahwa laba emiten S&P 500 akan turun hanya 0,2% di kuartal pertama, jauh lebih rendah daripada estimasi di awal bulan lalu dengan prediksi penurunan 2%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati