KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi pada hari Senin (7/12). Investor beralih ke saham dengan kapitalisasi pasar jumbo di tengah babak baru pembatasan Covid-19 yang berpeluang menahan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS). Nasdaq yang padat saham-saham teknologi melaju ke rekor tertinggi, karena beberapa konstituen terbesarnya, termasuk Apple dan Facebook Inc, naik. Namun, penurunan harga saham Alphabet dan Microsoft menyebabkan kenaikan lebih terbatas. Pada Senin (7/12), Nasdaq Composite menguat 0,45% ke 12.519,95. Dow Jones Industrial Average melemah 0,49% ke 30.069,79. Sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,19% ke 3.691,96.
Pihak berwenang di California, negara bagian terpadat di AS, pada hari Senin memaksa sebagian besar penduduknya untuk menutup toko dan tinggal di rumah. Anjuran ini muncul sehari setelah California melaporkan rekor 30.000 lebih kasus virus corona baru.
Baca Juga: IHSG masih menghijau, seluruh reksadana catat kinerja apik Data ekonomi baru-baru ini yang menunjukkan ekonomi telah melambat karena stimulus fiskal sebelumnya telah mengering. Sementara stimulus baru belum tercapai. Alhasil, hari Jumat dipandang sebagai tenggat waktu yang mungkin bagi Kongres untuk menentukan bantuan corona ketika stimulus pendanaan sebelumnya berakhir. Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird mengatakan bahwa saat ini pasar menunggu untuk melihat apakah akan ada stimulus yang melekat pada RUU pendanaan yang tengah dibahas. "Meskipun kami tahu vaksin akan segera datang, ini adalah periode yang aneh di mana kami menunggu persetujuan penggunaan darurat dan kemungkinan peluncuran pada akhir minggu," kata Mayfield kepada
Reuters. Saham energi menjadi pemberat indeks saham. Indeks energi S&P 500 berkinerja terburuk di antara 11 sektor utama, turun 2,44% karena harga minyak merosot. Sektor ini menunjukkan kinerja terbaik kuartal ini, naik hampir 30%. Investor terus melacak perkembangan pengesahan RUU bantuan virus corona yang telah lama ditunggu-tunggu, setelah berbulan-bulan negosiasi yang menemui jalan buntu antara Partai Republik dan Demokrat.
Baca Juga: Dana asing mulai masuk pasar saham, begini dampaknya terhadap IHSG Kongres AS kemungkinan akan mempertimbangkan RUU pendanaan sementara satu minggu untuk memberikan lebih banyak waktu bagi anggota parlemen untuk mencapai kesepakatan. Kabar terbaru vaksin yang menjanjikan dari produsen obat besar telah meningkatkan harapan investor untuk pemulihan ekonomi tahun depan. Kabar ini juga telah meredakan kekhawatiran atas lonjakan infeksi AS, mendorong indeks utama Wall Street ke rekor tertinggi baru-baru ini.
Pada perdagangan kemarin, Wall Street bergerak lebih hati-hati di awal sesi. Alasannya, pemerintah AS memberlakukan sanksi keuangan dan larangan perjalanan pada beberapa pejabat China atas dugaan peran mereka dalam diskualifikasi terhadap legislator oposisi terpilih di Hong Kong bulan lalu. Tetapi dengan Presiden terpilih Joe Biden akan menjabat pada 20 Januari, analis melihat stimulus baru dan peluncuran vaksin sebagai kekhawatiran yang lebih mendesak dalam waktu dekat.
Baca Juga: IHSG berpeluang menguji level 6.000, berikut sentimen pendorongnya Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati