Nasdaq Siap Terapkan Perdagangan 24 Jam



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Nasdaq berencana mengajukan dokumen ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) untuk menerapkan perdagangan saham selama 24 jam, lima hari dalam sepekan. Langkah ini ditujukan untuk menangkap permintaan investor global terhadap saham-saham Amerika Serikat (AS) yang terus meningkat.

Minat terhadap perdagangan saham di luar jam pasar reguler kian menguat dalam beberapa tahun terakhir. Pasar saham AS kini mencakup hampir dua pertiga dari total nilai pasar perusahaan tercatat secara global. Pada saat yang sama, kepemilikan asing atas saham AS mencapai sekitar US$ 17 triliun pada 2024.

Mengutip Reuters (16/12), pengajuan ke SEC tersebut menjadi langkah awal Nasdaq menuju implementasi perdagangan nonstop. Presiden Nasdaq, Tal Cohen menyatakan, diskusi dengan regulator telah dilakukan dan peluncuran perdagangan saham 24 jam, ditargetkan paruh kedua 2026. Rencana serupa juga disampaikan oleh Bursa Efek New York (NYSE) dan Cboe Global Markets.


Wakil Presiden Senior Pasar Amerika Utara Nasdaq, Chuck Mack menilai, pasar keuangan AS semakin bersifat global. "Permintaan dari investor luar negeri terhadap saham di Nasdaq terus meningkat," ujarnya.

Baca Juga: Ketegangan Politik Taiwan dan Risiko Fiskal bagi Investor

Perubahan jam

Dalam rencana tersebut, Nasdaq akan memperpanjang jam perdagangan saham dan produk bursa dari 16 jam menjadi 23 jam per hari, lima hari dalam seminggu. Ke depan, Nasdaq akan mengoperasikan dua sesi perdagangan, sesi siang dan sesi malam.

Sesi siang akan berlangsung mulai pukul 04.00 hingga 20.00 waktu AS Timur, mencakup pra-pasar, perdagangan reguler, dan pasca-pasar. Setelah jeda satu jam untuk pemeliharaan sistem dan penyelesaian transaksi, sesi malam akan dimulai pukul 21.00 hingga 04.00 keesokan harinya. Transaksi pada sesi malam hingga tengah malam akan dicatat sebagai transaksi untuk hari perdagangan berikutnya.

Meski dinilai memberi fleksibilitas bagi investor global, penerapan perdagangan saham 24 jam ini masih menghadapi tantangan infrastruktur. Nasdaq menilai, pembaruan sistem pemrosesan data pasar menjadi faktor krusial. Lembaga kliring pusat AS, Depository Trust and Clearing Corp (DTCC), dijadwalkan mulai mengoperasikan sistem kliring nonstop pada akhir 2026.

Di sisi lain, sejumlah bank besar Wall Street masih bersikap hati-hati terhadap rencana ini. Kekhawatiran utama mencakup potensi likuiditas yang lebih rendah dan volatilitas yang lebih tinggi.

Baca Juga: Ford Catat Kerugian US$ 19,5 Miliar, Alih Fokus ke Mobil Bensin & Hybrid

Selanjutnya: Instagram Sekarang Batasi Tiga Hashtag Per Postingan lo, Cek Infonya di Sini

Menarik Dibaca: Instagram Sekarang Batasi Tiga Hashtag Per Postingan lo, Cek Infonya di Sini