KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Unggahan cuitan Ellon Musk jadi salah satu faktor yang mempengaruhi harga bitcoin melejit atau bahkan anjlok. Kini, harga bitcoin cenderung turun signifikan akibat cuitan Musk dan aturan China yang melarang lembaga keuangan dan perusahaan pembayaran menyediakan layanan transaksi mata uang kripto. Berdasarkan laman coinmarketcap harga bitoin, Rabu (26/5), berada di US$ 39.706 atau turun 61% dari level tertingginya di US$ 63.954 pada 14 April lalu. Teguh Kurniawan Harmanda Chief Operations Officer Tokocyrpto mengatakan aset kripto memang masih tergolong sebagai instrumen investasi baru.
Alhasil, pasar aset kripto belum sepenuhnya terbentuk seperti investasi emas yang sudah ada sejak lama. Instrumen yang tergolong baru ini akhirnya cenderung memiliki sentimen terhadap isu-isu yang dikaitkan dengan aset itu sendiri, salah satunya berkaitan dengan cuitan Musk. Namun, Harmanda menegaskan pengaruh Musk hanya sebagian dari sentimen di pasar aset kripto. "Dengan tidak adanya Musk sebagai influencer aset kripto, koreksi dan penurunan yang terjadi saat ini masih dapat dikatakan wajar," kata Harmanda, Selasa (25/5).
Baca Juga: Risiko keuangan tinggi, transaksi kripto tidak diperbolehkan di beberapa negara Bitcoin yang tergolong aset baru ini akan cendeurng dijadikan sebagai aset spekulasi. Fluktuasi bitcoin pun menjadi lebih besar daripada instrumen investasi lainnya yang telah lama dikenal masyarakat. Senada, CEO Triv Gabriel Rey mengatakan saat ini belum ada rumus baku untuk menentukan rentang harga terbaik bitcoin. "Namun, jika melihat fundamental mining dan para institusi yang membeli bitcoin serta data secara on chain menunjukkan rata-rata bitoin berada di atas US$ 40.000," kata Gabriel. Secara teknikal, Harmanda mengatakan bitcoin masih menunjukkan downtrend. Area US$ 28.000 menjadi pengujian support selanjutnya. Sementara, level support kunci ada di US$ 20.000 yang menjadi nilai tertinggi ATH bitcoin di 2017 dan berhasil ditembus pada Desember 2018. Gabriel juga memproyeksikan support kuat bitcoin saat ini berada di US$ 28.000. Hingga saat ini, Gabriel belum melihat ada tanda-tanda angka US$ 28.000 ini dapat ditembus karena secara data banyak investor ritel yang mulai berinvestasi secara jangka panjang untuk level bitcoin saat ini. Harmanda juga mengatakan rentang harga wajar bitcoin tidak bisa ditentukan karena setiap tahun selalu mendapatkan apresiasi baru dengan bertambahnya komunitas dan masyarakat yang mengadopsi bitcoin.
Ketika harga bitcoin terkoreksi, Harmanda mengatakan kondisi saat ini bisa investor manfaatkan untuk kembali mengakumulasi asetnya. "Melihat dari inovasi blockchain dan keyakinan kami akan kemampuan teknologi koin ini membawa pengaruh besar dalam dunia terlebih dala aspek finansial," kata Harmanda. Alhasil, Harmanda optimistis bitcoin akan bangkit kembali seperti yang sudah pernah terjadi pada koreksi sebelumnya di 2013 dan 2017. Gabriel menambahkan cara terbaik menjadi trader bitcoin bukan berusaha timming top atau bottom harga bitcoin, melainkan dollar cost averaging (DCA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi