KONTAN.CO.ID - Harga emas sudah terjun sejak Selasa (24/9) hingga ke bawah US$ 1.300 per ons troi. Analis menilai, hal ini disebabkan banyaknya sentimen yang membuat harga emas tertekan. Mengutip Bloomberg, Kamis (28/9) harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange merosot 0,35% ke level US$ 1.283,30 per ons troi. Dalam sepekan, harga merosot 0,88%. Research & Analyst Monex Investindo Putu Agus Pransuamitra menyebut, penurunan harga emas saat ini datang dari adanya penguatan dollar AS yang cukup signifikan. Sebagai informasi, dollar AS saat ini sudah berada di posisi tertingginya sejak satu bulan. "Pasca The Fed mengumumkan akan adanya kenaikan suku bunga, pasar melihat probabilitasnya di atas 80% dan ini membuat dollar menguat," jelas Putu. Dus, penguatan dollar juga ditopang dari rencana Presiden AS Donald Trump terkait reformasi pajak yang sudah dibahas detailnya oleh Gedung Putih dan Pemimpin Partai Republik. Adapun Trump berencana akan memotong pajak perusahaan besar dari 35% menjadi 20% yang disambut respon positif pasar. Mereka menilai, kebijakan ini membantu mendorong perekonomian AS. Selain itu, Putu juga melihat saat ini pasar sedang melakukan aksi wait and see atas data produk domestik bruto (PDB) AS yang akan rilis nanti malam. "Jika rilis sesuai dengan ekpetasi, yakni di angka 3% atau lebih tinggi, maka kemungkinan besar emas akan kembali melemah," imbuh Putu lagi. Putu melihat, emas masih berpotensi melemah hingga US$ 1.220 per ons troi akhir tahun, sebab The Fed baru akan menaikan suku bunga di bulan Desember. "Waktu dua bulan sebelum Desember dipakai oleh pasar untuk berekspetasi dan melihat apakah probabilitasnya meningkat atau menurun," kata Putu. Putu juga bilang, pasar juga akan tetap fokus pada data-data ekonomi AS yang akan rilis dan ini dapat membuat tekanan tersendiri bagi emas. Apalagi di pekan depan, yakni di awal bulan Oktober akan ada beberapa data penting seperti Non-Farm Payrolls (NFP). "Jika data NFP ini dirilis bagus, maka pergerakan harga emas ini akan lebih besar," pungkasnya. Dirinya memprediksi harga emas Jumat (29/9) bisa kembali mengalami penurunan di kisaran US$ 1.255 - US$ 1.295 per ons troi. Sedang di pekan depan rentangnya menjadi lebih lebar yakni di US$ 1.250 - US$ 1.310 per ons troi. Secara teknikal Putu melihat harga bergerak di bawah moving average (MA) 50 tapi berada di atas MA100 dan MA200. Relative strength index (RSI) dan stochastic masing-masing berada di level 26 dan 3 serta menunjukkan level jenuh jual.
Nasib harga emas tunggu rilis PDB AS malam ini
KONTAN.CO.ID - Harga emas sudah terjun sejak Selasa (24/9) hingga ke bawah US$ 1.300 per ons troi. Analis menilai, hal ini disebabkan banyaknya sentimen yang membuat harga emas tertekan. Mengutip Bloomberg, Kamis (28/9) harga emas kontrak pengiriman Desember 2017 di Commodity Exchange merosot 0,35% ke level US$ 1.283,30 per ons troi. Dalam sepekan, harga merosot 0,88%. Research & Analyst Monex Investindo Putu Agus Pransuamitra menyebut, penurunan harga emas saat ini datang dari adanya penguatan dollar AS yang cukup signifikan. Sebagai informasi, dollar AS saat ini sudah berada di posisi tertingginya sejak satu bulan. "Pasca The Fed mengumumkan akan adanya kenaikan suku bunga, pasar melihat probabilitasnya di atas 80% dan ini membuat dollar menguat," jelas Putu. Dus, penguatan dollar juga ditopang dari rencana Presiden AS Donald Trump terkait reformasi pajak yang sudah dibahas detailnya oleh Gedung Putih dan Pemimpin Partai Republik. Adapun Trump berencana akan memotong pajak perusahaan besar dari 35% menjadi 20% yang disambut respon positif pasar. Mereka menilai, kebijakan ini membantu mendorong perekonomian AS. Selain itu, Putu juga melihat saat ini pasar sedang melakukan aksi wait and see atas data produk domestik bruto (PDB) AS yang akan rilis nanti malam. "Jika rilis sesuai dengan ekpetasi, yakni di angka 3% atau lebih tinggi, maka kemungkinan besar emas akan kembali melemah," imbuh Putu lagi. Putu melihat, emas masih berpotensi melemah hingga US$ 1.220 per ons troi akhir tahun, sebab The Fed baru akan menaikan suku bunga di bulan Desember. "Waktu dua bulan sebelum Desember dipakai oleh pasar untuk berekspetasi dan melihat apakah probabilitasnya meningkat atau menurun," kata Putu. Putu juga bilang, pasar juga akan tetap fokus pada data-data ekonomi AS yang akan rilis dan ini dapat membuat tekanan tersendiri bagi emas. Apalagi di pekan depan, yakni di awal bulan Oktober akan ada beberapa data penting seperti Non-Farm Payrolls (NFP). "Jika data NFP ini dirilis bagus, maka pergerakan harga emas ini akan lebih besar," pungkasnya. Dirinya memprediksi harga emas Jumat (29/9) bisa kembali mengalami penurunan di kisaran US$ 1.255 - US$ 1.295 per ons troi. Sedang di pekan depan rentangnya menjadi lebih lebar yakni di US$ 1.250 - US$ 1.310 per ons troi. Secara teknikal Putu melihat harga bergerak di bawah moving average (MA) 50 tapi berada di atas MA100 dan MA200. Relative strength index (RSI) dan stochastic masing-masing berada di level 26 dan 3 serta menunjukkan level jenuh jual.