KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis penerbangan yang loyo diterpa virus corona juga berdampak pada kontrak investasi kolektif aset beragun aset (KIK EBA) milik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Apalagi Garuda Indonesia juga masih harus menanggung triliunan utang jatuh tempo dalam waktu dekat. Peringkat KIK EBA Mandiri GIAA01 kelas A yang dirilis pada tahun 2018 senilai Rp 1,8 triliun harus diturunkan. Peringkat KIK EBA milik Garuda Indonesia dipangkas menjadi A- dari sebelumnya A. "Pembaruan peringkat atas KIK EBA MAndiri GIAA01 tidak mempengaruhi kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perusahaan," terang Fuad Rizal Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia seperti dikutip dalam keterbukaan informasi.
Nasib KIK EBA Garuda Indonesia (GIAA) di tengah tumpukan utang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis penerbangan yang loyo diterpa virus corona juga berdampak pada kontrak investasi kolektif aset beragun aset (KIK EBA) milik PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Apalagi Garuda Indonesia juga masih harus menanggung triliunan utang jatuh tempo dalam waktu dekat. Peringkat KIK EBA Mandiri GIAA01 kelas A yang dirilis pada tahun 2018 senilai Rp 1,8 triliun harus diturunkan. Peringkat KIK EBA milik Garuda Indonesia dipangkas menjadi A- dari sebelumnya A. "Pembaruan peringkat atas KIK EBA MAndiri GIAA01 tidak mempengaruhi kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perusahaan," terang Fuad Rizal Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia seperti dikutip dalam keterbukaan informasi.