Nasib Peritel yang Kejepit Si Besar dan Si Kecil



JAKARTA. Boleh dibilang, kelas supermarket adalah peritel yang terjepit di antara ekspansi hipermarket dan minimarket. Menurut catatan Nielsen, pertumbuhan penjualan di segmen supermarket masih kalah ketimbang hipermarket atau minimarket. "Pertumbuhan supermarket pada tahun 2008 cuma 6%," kata Yongky Suryo Susilo, Direktur Layanan Peritel PT AC Nielsen Indonesia. Imbasnya tampak jelas. Hero Supermarket, misalnya, menciutkan gerai yang dirasa tidak produktif. Hingga, akhirnya dia mempertahankan gerai Hero Supermarket yang betul-betul pas dengan segmen pasar yang dituju, yakni menengah ke atas. "Barang-barang yang ada di Hero pun kebanyakan barang pilihan dan impor," kata Sugianto Wibawa. Adapun kelas department store condong stagnan. Para pemainnya masih yang itu-itu saja, yakni Matahari Department Store dan Ramayana Department Store. Sama seperti di kelas supermarket, para pemain di tingkat department store ini tidak terlalu ambisius untuk ekspansi. Ambil contoh Matahari. Meski mengaku department store gacoannya masuk prioritas pengembangan, tapi pihak manajemen hanya berani melakukan ekspansi tidak lebih dari empat gerai saja. "Kami sendiri juga akan bijak dalam hal pembelanjaan," tukas Setyadi Surya, Direktur Sumber Daya Manusia dan Humas PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: