Nasib Yunani genting, rupiah terpelanting



JAKARTA. Gejolak ekonomi yang menimpa Yunani menekan posisi rupiah dihadapan dollar Amerika Serikat (AS). Hingga akhirnya rupiah kembali melemah di awal pekan.

Di pasar spot, Senin (29/6) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ambruk 0,24% ke level Rp 13.339 dibanding hari sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada rupiah di kurs tengah Bank Indonesia yang merosot 0,13% di level Rp 13.356.

Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan tingginya kekhawatiran pelaku pasar akan potensi default Yunani yang sudah di depan mata membuat rupiah dan mata uang regional lainnya ikut terkikis. Investor mulai berburu safe haven seperti USD untuk berlindung.


“Pelaku pasar meninggalkan mata uang berimbal hasil tinggi seperti rupiah karena antisipasi guncangan ekonomi yang bisa ditimbulkan akibat permasalahan Yunani,” papar Christian.

Sebabnya, Senin (29/6) negeri para dewa memutuskan untuk membekukan aset dan transaksi perbankannya setelah ECB dan IMF memutuskan untuk tidak memperpanjang dana talangan kepada negeri dewa-dewi ini. Aksi pembekuan ini diduga akan berlanjut hingga Senin (6/7) mendatang.

Faktor eksternal yang dominan menjadi penyebab utama ambruknya rupiah. Karena USD kembali diburu dan menjadi primadona di pasar. Ini terlihat dari menanjaknya index USD Senin (29/6) pukul 17.30 ke level 95,70 atau naik 0,24%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto