Nasihat Warren Buffett kepada para investor saham amatir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guru investasi Warren Buffett pada rapat pemegang saham Berskhire Hathaway mengatakan bahwa orang biasa tidak dapat memilih saham sebagai peringatan kepada gelombang investor amatir yang telah melakukan perdagangan selama pandemi.

Buffett sedang berpidato pada pertemuan pemegang saham tahunannya, dijuluki 'Woodstock untuk Kapitalis' dan mengatakan bahwa para pemegang saham hanya perlu berinvestasi dalam dana pelacak pasar saham AS.

Melansir This is Money, Senin (3/5), sambil menyeruput sekaleng Coca-Cola, penyihir dari Omaha ini berkata: "Saya suka [perusahaan investasi saya] Berkshire tetapi saya pikir seseorang yang tidak tahu apa-apa tentang saham atau tidak memiliki perasaan tentang Berkshire, mereka harus membeli S&P 500."


Buffett juga mengakui bahwa keputusannya untuk menjual beberapa saham Apple tahun lalu mungkin sebuah kesalahan dan menyebutnya sebagai bisnis yang luar biasa.

Baca Juga: Berapa pendapatan raksasa teknologi seperti Amazon dan Apple per menit?

Meskipun demikian, kepemilikan 5% saham Apple yang dikempit Berkshire, saat ini nilainya sudah naik hampir dua kali lipat dari US$ 64 miliar menjadi US$ 121 miliar selama setahun terakhir.

Buffett mengejutkan lebih dari satu juta pemegang sahamnya karena membenamkan investasi awal di Apple senilai US$ 1 miliar pada tahun 2016.

Buffett mendapatkan saran pada saat itu bahwa saham Apple mungkin telah mencapai puncaknya.Tetapi saham Apple telah meningkat hampir 500%, menempatkan nilai perusahaan pada US$ 2,24 triliun (£ 1,62 triliun) yang menggiurkan. Apple minggu lalu membukukan rekor pendapatan kuartalan karena konsumen meningkatkan ke generasi pertama iPhone berkemampuan 5G.

Saham Apple Buffett telah memperoleh US$ 10,2 miliar dalam sebulan terakhir saja, kata AJ Bell.  Kepemilikan di saham Apple mewakili 43% dari total portofolio Berkshire Hathaway saat ini, yang juga mencakup saham di Bank of America, CocaCola, dan American Express.

Selanjutnya: Warren Buffett ungkap penyesalan terbarunya di sejumlah investasi Berkshire

Editor: Noverius Laoli