Nasre dapat suntikan dnaa Rp 75 miliar



JAKARTA. Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menyuntik modal Rp 75 miliar ke anak usahanya, Reasuransi Nasional Indonesia (Nasre). Dengan tambahan tersebut, modal Nasre sekarang menjadi Rp 350 miliar. T. Widya Kuntarto, Direktur Keuangan, Investasi dan Teknologi Informasi Askrindo, menjelaskan gagasan rencana penambahan modal sudah dimulai sejak akhir 2012. Saat itu, belum bisa dieksekusi lantaran terganjal izin pemerintah selaku pemegang saham Askrindo. "Tapi Jumat (5/4) lalu suratnya sudah keluar, jadi langsung dijalankan," ungkap T. Widya akhir pekan lalu.

Modal itu tidak berbentuk tunai. Melainkan penyertaan melalui konversi pinjaman subordinasi alias pinjaman yang dapat dikonversi menjadi modal. Tambahan itu diharapkan melegakan para pelaku industri asuransi. Meski masih kecil, minimal ada niat memperbesar kapasitas reasuransi lokal. Maklum, pelaku asuransi mengeluhkan daya serap reasuransi di tanah air yang sangat kecil. Alhasil, premi lebih sering terbang keluar negeri. Bagi Nasre, suntikan itu sejalan dengan rencana manajemen perbesar premi reasuransi jiwa. Rencananya, perusahaan reasuransi lokal itu akan memperbesar kontribusi reasuransi asuransi jiwa menjadi 50% terhadap total premi bruto pada 2013, dari tahun lalu 35%. Sepanjang 2012, total premi bruto Nasre Rp 694,2 miliar, tumbuh 27,1%. Total laba tahun lalu Rp 40 miliar, naik drastis 126,6% . Untuk mencapai tujuan itu, Nasre meluncurkan portal reasuransi jiwa. Sistem ini memungkinkan pelaku asuransi lebih cepat menutup premi. Juga akan membantu kemampuan menyerap premi reasuransi jiwa. Sekaligus dipercaya membantu target pencapaian premi bruto tahun 2013 sekitar Rp 1,2 triliun.

Menurut M. Shaifie Zein, Direktur Utama Nasre, bukan mustahil target hingga Rp 1,3 triliun terlampaui. Dengan modal serta peranti terbaru, jumlah penyerapan premi bisa melonjak. "Kami terus terang sangat bersemangat dapat tambahan modal dari induk," tegasnya.Memang, penyerapan reasuransi dalam negeri terhadap industri masih mini. Ambil contoh di asuransi umum. Dari total premi bruto akhir tahun 2012 Rp 38,7 triliun, premi yang diserap reasuransi lokal baru Rp 2,2 triliun. Artinya, selebihnya terbang ke luar negeri. Itu baru di asuransi umum belum asuransi jiwa. Tapi itu wajar, mengingat modal empat reasuransi dalam negeri masih mini. Alhasil tidak bisa menyerap sebagian besar premi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Roy Franedya