NATO dan AS: Perang di Ukraina Sulit Diprediksi, tapi Berakhir di Meja Perundingan



KONTAN.CO.ID - Perang di Ukraina kemungkinan akan berakhir di meja perundingan, tapi Ukraina harus mampu mempertahankan diri untuk memperkuat posisi mereka dalam pembicaraan damai, pejabat tinggi NATO dan AS mengatakan.

Pada konferensi pers bersama di Washington DC pada Rabu (1/6), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, situasi di medan perang akan memengaruhi bagaimana negosiasi di masa depan akan berlangsung.

"Perang tidak bisa diprediksi," kata Stoltenberg, seperti dikutip Al Jazeera. 


“Kami bisa memprediksi invasi, tetapi bagaimana perang ini akan berkembang, sangat sulit untuk diprediksi. Apa yang kami ketahui adalah, hampir semua perang berakhir pada tahap tertentu di meja perundingan," ujar dia.

Baca Juga: Moskow: Pengiriman Senjata ke Ukraina Tingkatkan Risiko Konfrontasi Langsung AS-Rusia

Stoltenberg menambahkan, NATO mendukung hak Ukraina untuk membela diri sambil memercayai kepemimpinan di Kyiv untuk membuat penilaian sendiri dalam pembicaraan dengan Moskow.

Blinken menggemakan pernyataan Stoltenberg.

"Apa yang sedang kami lakukan adalah untuk memastikan Ukraina memiliki apa yang mereka butuhkan untuk mempertahankan diri dari agresi ini, untuk mengusirnya dan mendorongnya kembali," katanya, seperti dilansir Al Jazeera

"Dan juga, dan sebagai hasilnya, untuk memastikan mereka memiliki tangan yang paling kuat di setiap meja perundingan yang muncul," sebut dia.

Baca Juga: AS Siap Kirim Sistem Roket Jarak Menengah Berteknologi Tinggi ke Ukraina

Blinken juga mengatakan, sulit untuk berspekulasi tentang lintasan konflik atau kapan akan berakhir.

"Kapannya belum bisa kami katakan, persisnya bagaimana," ujarnya. 

"Apa yang bisa kami katakan adalah apa yang akan kami lakukan untuk memastikan Ukraina memiliki sarana untuk mempertahankan diri dan memiliki kekuatan terkuat di setiap langkah di sepanjang jalan," imbuh dia.

Editor: S.S. Kurniawan