NATO tingkatkan operasi militer di Libya, minyak dekati level tertinggi 30 bulan



NEW YORK. Minyak diperdagangkan mendekati level tertinggi 30 bulan di New York. Pemicunya, rencana peningkatan operasi militer udara North Atlantic Treaty Organization (NATO) terhadap Libya, dan kekhawatiran konflik baru di negara-negara pengekspor minyak lain di kawasan ini bisa mengurangi pasokan.Semalam, minyak WTI untuk pengiriman Mei di New York Mercantile Exchange naik 49 sen ke level US$ 108,83 per barel, di New York. Ini harga tertingginya sejak 22 September 2008. Kontrak yang sama di pasar elektronik di Asia, turun tipis ke US$ 108,60 per barel, pukul 8.51 waktu Sydney. Sementara, minyak Brent untuk penyelesaian Mei naik 8 sen ke US$ 122,30 per barel di bursa ICE Futures Europe, kemarin. Itu harga tertinggi sejak 1 Agustus 2008.Harga minyak kian menanjak setelah Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO berencana menerbangkan 198 misi ke Libya, dibandingkan sejumlah 155 misi pada 5 April lalu. Harga minyak telah naik 28% sejak aksi protes anti-pemerintah dimulai 15 Februari di Libya, di mana terjadi pemangkasan produksi nasional. Adapun, pemilu di Nigeria bulan ini juga bisa menyebabkan penurunan produksi dari negara Afrika.Analis sumber daya alam di Weiss Research Sean Brodrick menilai, kekhawatiran pasokan dari Libya dan Timur Tengah mendorong harga minyak lebih tinggi. "Situasi di Libya mungkin akan semakin buruk dan bisa berlarut-larut selama berbulan-bulan. Ditambah lagi dengan pemilihan umum di Nigeria yang bisa mengganggu pasokan," ujarnya.Sementara, kemarin, laporan Departemen Energi Amerika Serikat menunjukkan pasokan minyak di Cushing turun 16.000 barel menjadi 41,9 juta barel per pekan yang berakhir 1 April. Namun, total cadangan minyak mentah AS naik 1,95 juta barel menjadi 357,7 juta barel. Jumlah ini masih di bawah perkiraan analis yang memprediksi kenaikan cadangan hingga 2 juta barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini