SHANGHAI. Produsen ponsel terbesar Jepang, NEC, memutuskan untuk berhenti memproduksi smartphone. NEC mengakui bahwa mereka telah ketinggalan dalam pengembangan ponsel pintar dan gagal mengikuti perkembangan teknologi yang diperkenalkan Apple dan Samsung Electronics.Pengunduran diri di tengah kompetisi dari perusahaan AS dan Korea Selatan itu menunjukkan adanya perpindahan penguasa di industri teknologi Jepang dalam satu dekade terakhir. "Kami terlambat masuk ke pasar smartphone, dan kami tidak mampu mengembangkan produk yang menarik," jelas Isamu Kawashima, chief financial officer NEC. Seperti halnya produsen ponsel Jepang lainnya, NEC hanya memproduksi ponsel old fashioned dengan menggunakan flip. Biasanya ponsel ini hanya dapat digunakan untuk menelpon, mengambil foto atau memainkan game yang simple. Tapi tidak untuk yang lainnya. Sementara, para pesaingnya sudah mengembangkan smartphones yang sudah terkoneksi internet dengan banyak fungsi lainnya.Kegagalan strategi yang dijalankan NEC menyebabkan perusahaan mengalami kerugian bernilai jutaan dollar. Salah satu penyebabnya, harga saham NEC jatuh hingga mencapai single digit. "NEC menghadapi permasalahan seperti yang dihadapi industri ponsel Jepang lainnya. Bagi mereka yang bangga dengan manufaktur Jepang, kehilangan mereka akan sangat menyedihkan," jelas Nobuyuki Hayashi, technology consultant and writer. Catatan saja, berdasarkan data yang dirilis MM Research Institute, pada akhir tahun lalu, Apple sudah menjadi market leader di Jepang di mana iPhone mengempit 25,5% dari total seluruh penjualan ponsel. Bahkan Samsung yang baru saja menginjakkan kakinya di Jepang, berhasil melampaui NEC pada tahun lalu dengan market share 7,2%. Di pasar smartphone, Apple menjadi lebih dominan lagi dengan menguasai 40% pangsa pasar di Jepang.
NEC putuskan keluar dari pasar smartphone Jepang
SHANGHAI. Produsen ponsel terbesar Jepang, NEC, memutuskan untuk berhenti memproduksi smartphone. NEC mengakui bahwa mereka telah ketinggalan dalam pengembangan ponsel pintar dan gagal mengikuti perkembangan teknologi yang diperkenalkan Apple dan Samsung Electronics.Pengunduran diri di tengah kompetisi dari perusahaan AS dan Korea Selatan itu menunjukkan adanya perpindahan penguasa di industri teknologi Jepang dalam satu dekade terakhir. "Kami terlambat masuk ke pasar smartphone, dan kami tidak mampu mengembangkan produk yang menarik," jelas Isamu Kawashima, chief financial officer NEC. Seperti halnya produsen ponsel Jepang lainnya, NEC hanya memproduksi ponsel old fashioned dengan menggunakan flip. Biasanya ponsel ini hanya dapat digunakan untuk menelpon, mengambil foto atau memainkan game yang simple. Tapi tidak untuk yang lainnya. Sementara, para pesaingnya sudah mengembangkan smartphones yang sudah terkoneksi internet dengan banyak fungsi lainnya.Kegagalan strategi yang dijalankan NEC menyebabkan perusahaan mengalami kerugian bernilai jutaan dollar. Salah satu penyebabnya, harga saham NEC jatuh hingga mencapai single digit. "NEC menghadapi permasalahan seperti yang dihadapi industri ponsel Jepang lainnya. Bagi mereka yang bangga dengan manufaktur Jepang, kehilangan mereka akan sangat menyedihkan," jelas Nobuyuki Hayashi, technology consultant and writer. Catatan saja, berdasarkan data yang dirilis MM Research Institute, pada akhir tahun lalu, Apple sudah menjadi market leader di Jepang di mana iPhone mengempit 25,5% dari total seluruh penjualan ponsel. Bahkan Samsung yang baru saja menginjakkan kakinya di Jepang, berhasil melampaui NEC pada tahun lalu dengan market share 7,2%. Di pasar smartphone, Apple menjadi lebih dominan lagi dengan menguasai 40% pangsa pasar di Jepang.