Negara G7 diharapkan bisa menyumbang 1 miliar dosis vaksin Covid-19 ke negara miskin



KONTAN.CO.ID - LONDON. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berharap semua anggota Group of Seven (G7) sepakat untuk menyumbangkan 1 miliar dosis vaksin Covid-19 ke negara-negara miskin. 

Persetujuan ini diharapkan bisa tercapai pada pertemuan puncak negara anggota G7 yang dimulai pada hari Jumat (11/6). Lebih lanjut, ia berharap agar G7 bisa membantu menuntaskan program vaksinasi global pada akhir tahun depan.

"Sebagai hasil dari keberhasilan program vaksin Inggris, kami sekarang berada dalam posisi untuk berbagi sebagian dari kelebihan dosis kami dengan mereka yang membutuhkannya, ungkap Johnson, seperti dikutip Reuters.


Johnson mengumumkan Inggris akan memberikan setidaknya 100 juta vaksin surplus ke negara-negara termiskin. Pengumuman ini disampaikan beberapa saat setelah Presiden AS Joe Biden berjanji menyumbang 500 juta dosis vaksin Pfizer.

Dilansir Reuters, dari 100 juta dosis yang disumbangkan Inggris, 80 juta akan disumbangkan ke program COVAX yang dipimpin WHO dan sisanya akan dibagikan secara bilateral dengan negara-negara yang membutuhkan.

Baca Juga: Gara-gara Covid-19, hotel tempat menginap delegasi KTT G7 ditutup

Johnson mengajak Biden untuk mendorong mitranya di G7 untuk membuat janji serupa. Ia juga berharap perusahaan farmasi untuk mengadopsi cara Oxford-AstraZeneca dalam menyediakan vaksin dengan harga terjangkau selama pandemi.

Sejumlah kelompok pemerhati kemiskinan menyebut langkah negara-negara kaya tersebut masih sangat jauh untuk bisa memvaksin seluruh populasi sampai akhir tahun depan.

Dengan populasi global mendekati 8 miliar dan kebanyakan orang membutuhkan dua dosis, komitmen negara G7 menandai awal tetapi para pemimpin dunia perlu melangkah lebih jauh dan lebih cepat.

"Tujuan G7 untuk memberikan 1 miliar dosis harus dilihat sebagai sesuatu yang minimum, dan kerangka waktu perlu dipercepat. Semakin lam, semakin besar risiko varian baru muncul dan merusak kemajuan global," ungkap Lis Wallace dari kelompok kampanye anti-kemiskinan ONE.

Sejumlah badan amal juga mengatakan bahwa dukungan logistik akan diperlukan untuk membantu mengelola sejumlah besar vaksin di negara-negara miskin.  Membiarkan negara-negara miskin untuk menangani pandemi sendirian berisiko memungkinkan virus bermutasi lebih lanjut dan semakin sulit diatasi vaksin.

Selanjutnya: Unicef dorong negara G7 sumbang stok vaksin untuk atasi kekurangan pasokan COVAX