KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution didampingi Menteri Perusahaan, Perladangan dan Komoditas Malaysia, Dato’ Seri Mah Siew Keong memimpin Inaugural Ministerial Meeting of Palm Oil Producing Countries (IMMPOPC) di Bali Nusa Dua Convention Center, 2 November 2017. Pertemuan tersebut diselenggarakan dalam kerangka Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang beranggotakan Indonesia dan Malaysia, dihadiri oleh negara-negara produsen sawit yaitu Guatemala, Thailand, Papua Nugini, dan Kolombia. Pertemuan ini turut mengundang berbagai narasumber dan ahli berbagai organisasi multilateral yaitu the United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), the Food and Agriculture Organization (FAO), Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia, PISAgro, dan Oasis Revenue-Malaysia. IMMPOPC sepakat menyinergikan posisi dan langkah-langkah strategis dalam rangka memperkuat kerja sama pengembangan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas petani kecil dan kompetitivitas produk di tengah-tengah berbagai tantangan global. Langkah-langkah strategis tersebut dapat dilakukan melalui penguatan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), pengembangan riset dan inovasi kelapa sawit, pembangunan kerja sama industri menuju produksi bernilai tambah. Juga mendorong berbagai regulasi dan teknis yang mendukung peningkatan kualitas produksi sawit agar lebih kompetitif dalam perdagangan minyak nabati dunia. Dalam pertemuan ini, juga dibahas pentingnya kelapa sawit terhadap pembangunan, pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja, yang sejalan dengan komitmen negara berkembang dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. “Apa yang telah dilakukan negara produsen kelapa sawit dalam mengatasi kemiskinan, inequality, dan penyediaan lapangan kerja, harus dipandang sebagai langkah nyata implementasi komitmen universal, seperti SDGs. Tanpa itu, SDGs akan terlihat sebagai suatu konsep yang mengawang-ngawang,“ ujar Menteri Luar Negeru Retno L.P Marsudi, dalam welcoming reception sehari sebelum pertemuan, dalam rilis yang diterima KONTAN, Jumat (3/11).
Negara produsen mendorong kerjasama CPO
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution didampingi Menteri Perusahaan, Perladangan dan Komoditas Malaysia, Dato’ Seri Mah Siew Keong memimpin Inaugural Ministerial Meeting of Palm Oil Producing Countries (IMMPOPC) di Bali Nusa Dua Convention Center, 2 November 2017. Pertemuan tersebut diselenggarakan dalam kerangka Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang beranggotakan Indonesia dan Malaysia, dihadiri oleh negara-negara produsen sawit yaitu Guatemala, Thailand, Papua Nugini, dan Kolombia. Pertemuan ini turut mengundang berbagai narasumber dan ahli berbagai organisasi multilateral yaitu the United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), the Food and Agriculture Organization (FAO), Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia, PISAgro, dan Oasis Revenue-Malaysia. IMMPOPC sepakat menyinergikan posisi dan langkah-langkah strategis dalam rangka memperkuat kerja sama pengembangan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas petani kecil dan kompetitivitas produk di tengah-tengah berbagai tantangan global. Langkah-langkah strategis tersebut dapat dilakukan melalui penguatan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), pengembangan riset dan inovasi kelapa sawit, pembangunan kerja sama industri menuju produksi bernilai tambah. Juga mendorong berbagai regulasi dan teknis yang mendukung peningkatan kualitas produksi sawit agar lebih kompetitif dalam perdagangan minyak nabati dunia. Dalam pertemuan ini, juga dibahas pentingnya kelapa sawit terhadap pembangunan, pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja, yang sejalan dengan komitmen negara berkembang dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. “Apa yang telah dilakukan negara produsen kelapa sawit dalam mengatasi kemiskinan, inequality, dan penyediaan lapangan kerja, harus dipandang sebagai langkah nyata implementasi komitmen universal, seperti SDGs. Tanpa itu, SDGs akan terlihat sebagai suatu konsep yang mengawang-ngawang,“ ujar Menteri Luar Negeru Retno L.P Marsudi, dalam welcoming reception sehari sebelum pertemuan, dalam rilis yang diterima KONTAN, Jumat (3/11).